Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI-Vietnam Teken Kerja Sama soal Energi, Penanganan Terorisme, dan Narkotika

Kompas.com - 22/12/2022, 15:30 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pertemuan bilateral yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc bersama delegasi di Istana Kepresidenan Bogor membuahkan tiga kesepakatan kerja sama.

Menurut Presiden Jokowi, tiga dokumen kerja sama itu sudah diteken oleh kedua negara.

“Hari ini kita berhasil menyepakati tiga MoU yaitu mengenai kerja sama energi dan sumber daya mineral, kerja sama penanggulangan terorisme, kerja sama pemberantasan perdagangan ilegal narkotika,” ujar Jokowi usai pertemuan.

Baca juga: Vietnam Dukung Sikap ASEAN soal Laut China Selatan

Adapun ketiga kerja sama yang telah disepakati oleh Indonesia dan Vietnam yaitu:

Pertama, memorandum saling pengertian antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Keamanan Umum Republik Sosialis Vietnam tentang kerja sama penanggulangan terorisme.

Kedua, memorandum saling pengertian antara Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia dan Kementerian Keamanan Publik Republik Sosialis Vietnam tentang kerja sama dalam pemberantasan perdagangan gelap narkotika, zat psikotropika, dan prekursornya.

Baca juga: Jokowi Terima Kunjungan Presiden Vietnam di Istana Bogor

Ketiga, memorandum saling pengertian antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Republik Sosialis Vietnam tentang kerja sama di bidang energi dan sumber daya mineral.

Selain ketiga kerja sama tersebut, Presiden Jokowi juga berharap kerja sama Indonesia dan Vietnam dalam sektor perikanan dan pemberantasan praktik penangkapan ikan ilegal atau illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing dapat segera difinalisasi.

“Saya berharap kerja sama perikanan dan pemberantasan IUU fishing dapat diperkuat melalui percepatan finalisasi MoU kerja sama kelautan dan perikanan,” kata Jokowi.

Baca juga: Setelah Berunding 12 Tahun, RI-Vietnam Selesaikan Persoalan Garis Batas ZEE

Lebih lanjut, Presiden Jokowi menghargai dukungan Vietnam terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023.

Prioritas keketuaan Indonesia nanti akan menekankan pada peran sentral ASEAN dalam menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan.

“Prioritas keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 akan menekankan peran sentral ASEAN dalam menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan, serta peran sentral ASEAN untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi,” jelas Kepala Negara.

Sementara itu, Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc menyatakan dukungannya atas sikap ASEAN terkait persoalan Laut China Selatan yang mengutamakan perdamaian.

Vietnam juga mendorong adanya kebebasan navigasi sesuai hukum internasional dan UNCLOS 1982 di Laut China Selatan.

Terkait dengan keketuaan Indonesia untuk ASEAN pada 2023, Vietnam juga menyatakan dukungannya.

Baca juga: Jokowi Akan Cabut PPKM Akhir Tahun, Epidemiolog: Tunggu Setelah Nataru

Menurut Presiden Nguyen, tema Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun depan, yakni Epicentrum of Growth menjadi titik strategis.

"Saya sepakat bahwa asean harus memainkan peran sentral dan berketahanan," kata Presiden Nguyen.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Presiden Nguyen Xuân Phúc, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Kamis pagi.

Kunjungan ini merupakan yang pertama kali dilakukan Presiden Nguyen ke Indonesia setelah resmi menjabat sebagai Presiden Vietnam pada 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com