JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, banyaknya kader senior yang keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan wujud koreksi atas gaya kepemimpinan partai tersebut.
Menurut dia, keluarnya para kader senior menunjukkan ada perbedaan cara pandang yang mendasar di internal pengurus PSI.
“Terutama dalam memahami dan menyikapi ranah perbedaan dan ekspresi multikulturalisme,” ungkap Umam pada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: Banyak Kader Cabut dari PSI, Grace Anastasia: Hak Setiap Orang Berpolitik
Ia menganggap perbedaan cara pandang itu sangat mungkin terkait sikap politik PSI yang kerap menkritik kinerja mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Umam memandang Ketua Umum PSI Giring Ganesha harus memikirkan ulang langkah politik partai politik (parpol) agar tak menciptakan perpecahan di internal.
“PSI dan Giring sendiri sepertinya perlu mengantisipasi lebih cermat bahwa gaya serangan yang terlalu vulgar, kurang simpatik, dan cenderung menghantam ranah pribadi Anies secara kurang elegan, justru berpotensi menjadi bumerang politik bagi partainya,” papar dia.
Ia mengatakan, gaya politik PSI sangat mungkin tidak membuat basis konstituennya bertambah.
Sebaliknya, malah berdampak kehilangan dukungan dan ditinggalkan para kader seniornya.
Baca juga: Michael Sianipar hingga Rian Ernest, Anak Magang Ahok yang Hengkang dari PSI
Ia menyampaikan, gaya politik PSI pun bisa memunculkan stigma negatif yang bakal berdampak pada dua hal.
Pertama, bergesernya simpatisan politik akar rumput PSI.
“Kedua, menurunkan image kualitas kinerja PSI di bawah kepemimpinan yang baru ini,” ucap dia.
Lebih jauh, lanjut Umam, dua hal itu akan berdampak signifikan pada internal PSI, terutama dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Hal itu bisa berdampak serius terhadap kepercayaan para donor politik yang selama ini mem-back up PSI,” ujar dia.
“Jika implikasinya pada melemahnya basis dukungan logistik politik, PSI berpotensi mengalami koreksi elektoral lagi, dan harapan untuk bisa masuk dalam seleksi parlimentiary threshold 4 persen di Pemilu 2024 bisa tertunda lagi,” kata Umam.
Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum PSI Rian Ernest memutuskan mundur dari PSI pada Kamis (15/12/2022).
Baca juga: Daftar Petinggi PSI yang Mengundurkan Diri Jelang Pemilu 2024, Terbaru Rian Ernest
Hengkangnya Rian menambah daftar kader elit PSI yang hengkang sejak 2021.
Sebelumnya PSI telah ditinggalkan Sunny Tanuwidjaja, Tsamara Amany, Surya Tjandra, dan Victor Sianipar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.