LUMAJANG, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp 250 juta untuk penanganan terkait Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi yang mewakili Kepala BNPB kepada Bupati Kabupaten Lumajang.
Bantuan dana itu untuk operasional pos komando (posko) penanganan darurat APG Semeru.
"Bantuan ini untuk operasional di posko tanggap darurat. Harapannya Lumajang ini segera bangkit dan akan lebih siap dan siaga lagi ke depannya untuk menghadapi bencana," kata Prasinta dalam siaran pers yang diterima, Kamis (8/12/2022).
Baca juga: Jumlah Pengungsi Awan Panas Semeru Bertambah Jadi 781 Jiwa
Prasinta mengungkapkan, setelah tahap tanggap darurat selesai, pemerintah Kabupatan Lumajang dapat kembali berbenah dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
Nantinya, BNPB akan membantu dan mendampingi.
"BNPB akan selalu siap membantu dan mendampingi Pemkab Lumajang untuk melaksanakan program-program kesiapsiagaan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam merespon bencana," ujarnya.
Selain dana siap pakai, BNPB juga memberikan bantuan logistik senilai Rp 100 juta untuk penanganan pengungsi warga terdampak awan panas Gunung Semeru.
Kemudian, Prasinta berkesempatan mengunjungi langsung salah satu pos pengungsian di Pos Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.
Ia memastikan penanganan pengungsi dan bantuan sudah tercukupi bagi para pengungsi.
Baca juga: PVMBG: Jumlah Material yang Dimuntahkan Gunung Semeru Saat Erupsi 13 Juta Meter Kubik
Tercatat, jumlah warga mengungsi saat ini tersisa 560 jiwa yang tersebar di 10 titik pengungsian. Kebanyakan warga yang masih mengungsi merupakan warga yang rumahnya berada di zona merah.
Setelahnya, Prasinta meninjau langsung salah satu desa terdampak paling parah, yaitu Desa Kajar Kuning yang berada di Kecamatan Candipuro. Desa tersebut diperkirakan hanya berjarak 15 km dari Gunung Semeru.
"Dari hasil pantauan di lapangan, terlihat rumah-rumah dan jalan yang masih tertutup material vulkanik dari Gunung Semeru. Desa tersebut masuk ke dalam Zona Merah atau Kawasan Rawan Bencana III yang berpotensi terlanda awan panas," katanya.
Sebagai informasi, meskipun aktivitas vulkanik trennya semakin menurun, Gunung Semeru masih berstatus Level IV atau awas.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepian sungai karena adanya potensi banjir lahar dingin.
Baca juga: Jembatan Limpas Jugosari Tertimbun Material Erupsi Semeru, Satu Dusun di Lumajang Terisolasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.