Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Desak Pemerintah Usut Tuntas Peristiwa Bom Bunuh Diri di Astanaanyar Bandung

Kompas.com - 08/12/2022, 10:10 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta agar pemerintah bisa mengusut tuntas kasus bom bunuh diri yang terjadi di Mapolsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat.

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro mengatakan, pengusutan secara tuntas kasus tersebut bisa mencegah peristiwa serupa terulang di masa depan.

"Mendesak pemerintah, Polri, dan institusi negara lainnya untuk segera mengusut dengan tuntas peristiwa ini, serta melakukan pencegahan yang efektif agar peristiwa serupa tidak terulang kembali, dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip hak asasi manusia," ujar Atnike dalam keterangan tertulis, Kamis (8/12/2022).

Baca juga: Soal Bom Bunuh Diri di Bandung, Deputi KSP: Tak Ada Istilah Kecolongan

Selain itu, Komnas HAM juga meminta pemerintah melakukan penanganan medis kepada para korban bom bunuh diri tersebut.

"Bagi korban baik yang meninggal dunia dan luka-luka, serta menjamin perlindungan dan pemulihan sebagaimana dijamin dalam peraturan perundang-undangan," kata Atnike.

Kemudian, Atnike mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan menghormati proses hukum dalam kasus tersebut.

Terakhir, Komnas HAM menyatakan mengutuk keras perbuatan bom bunuh diri yang terjadi di Astanaanyar.

"Mengutuk segala bentuk tindak kekerasan maupun terorisme yang dilakukan untuk menciptakan rasa takut dan ancaman kepada masyarakat," katanya.

Baca juga: 5 Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astanaanyar, Bawa 2 Bom Saat Beraksi, Pernah Dipenjara di Nusakambangan

Sebelumnya, sebuah ledakan terjadi di Mapolsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022) pukul 08.20 WIB.

Kapolrestabes Bandung Aswin Sipayung menceritakan kronologi kejadian. Saat itu, sekitar pukul 08.20 WIB, anggota Polsek Astana Anyar sedang melaksanakan apel pagi.

Tiba-tiba, ada seseorang laki-laki masuk ke Mapolsek mengacungkan senjata tajam dan menerobos barisan apel pagi. Seketika, anggota pun menghindar.

"Lalu, ada ledakan. Pelaku meninggal dunia di lobi. Tiga orang anggota kami mengalami luka-luka," ujar Aswin.

Terbaru, sembilan anggota kepolisian mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. Tetapi, tujuh sudah diperbolehkan pulang.

Sementara itu, sebelumnya diberitakan bahwa satu anggota kepolisian dinyatakan meninggal dunia akibat peristiwa bom bunuh diri tersebut.

Baca juga: Jejak Agus Sujatno di Bom Panci Cicendo Tahun 2017, Pelaku Tewas Ditembak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com