Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Sosok Capres, Zulhas: Ganjar Pasti Pancasilais, Anies Pasti Pancasilais

Kompas.com - 06/12/2022, 23:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas berbicara soal sosok mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kerap digadang menjadi bakal calon presiden (capres) 2024.

Menurut Zulhas, kedua tokoh tersebut sama-sama berpotensi menjadi pemimpin bangsa. Hal ini karena kedua tokoh dinilai sama-sama Pancasilais dan cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Yang akan maju menjadi capres itu pastilah orang-orang yang sudah teruji NKRI-nya dan Pancasilanya," kata Zulhas dalam pidatonya di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (6/12/2022) malam.

"Siapa coba? Ganjar pasti Pancasilais, Anies pasti Pancasilais," sambung dia.

Baca juga: Ganjar Unggul di Banyak Survei, Zulkifli Hasan Sebut Akan Pertimbangkannya Jadi Capres KIB

Kemudian, Zulhas mengaku tak setuju jika ada pandangan negatif terhadap pencalonan Anies. Menurutnya, stigma Anies membela agama tertentu tidaklah benar.

"Enggak mungkin Anies cuma bela Islam, enggak mungkin. Dia bela seluruh rakyat Indonesia, begitu juga Ganjar," tegasnya.

Oleh karena itu, Zulhas mengatakan bahwa soal pemilihan presiden (pilpres), hendaknya hal tersebut tak membuat gaduh dan dianggap sebagai hal yang biasa saja.

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Bantah Titip Keponakan Masuk Kedokteran Unila

Ia kemudian mencontohkan pula bahwa dalam politik, segala sesuatu bisa bersifat dinamis.

"Jadi pilpres itu sesuatu yang biasa, dulu saya mendukung Pak Prabowo 10 tahun, pasangannya adalah Sandiaga Uno. Kita melawan sama Jokowi. Pak Anies saat pemerinahan Pak Jokowi jadi menteri," ucapnya.

"Anies jadi sama Jokowi, kita melawan nih 10 tahun kita melawan, sekarang beda. Pak Prabowo ikut, Sandi ikut, saya ikut juga (bergabung kabinet sebagai menteri)," ungkap Menteri Perdagangan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com