Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Ferry Mursyidan Baldan dalam Kenangan: Dari HMI sampai Kabinet Jokowi dan Pecinta Chrisye

Kompas.com - 03/12/2022, 09:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIGA hal spontan mencuat ketika nama Ferry Mursyidan Baldan disebut, yaitu HMI, pansus krusial di DPR, dan Chrisye. Ketiga hal ini melengkapi kenangan atas sosok yang tetap hangat dalam senyum dan sapaan, tak peduli seberapa lama jeda waktu sebelum pertemuan kembali.

Ferry, lelaki kelahiran 16 Juni 1961 berpulang, Jumat (2/12/2022). Jenazah mantan menteri di kabinet pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini telah dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta, pada Jumat malam.

Baca juga: Presiden Jokowi Melayat ke Rumah Duka Ferry Mursyidan

Nama Ferry yang adalah alumnus Universitas Padjajaran mencuat di pentas politik nasional sejak terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 1990-1992. Dia memenangi pemilihan dalam Kongres HMI XVIII pada 25 September 1990.

Tangkap layar berita Ferry Mursyidan Baldan terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 1990-1992 di halaman 1 harian Kompas edisi 26 September 1990.ARSIP KOMPAS Tangkap layar berita Ferry Mursyidan Baldan terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 1990-1992 di halaman 1 harian Kompas edisi 26 September 1990.

Masa kepengurusan Ferry di PB HMI diwarnai kontroversi. Ferry sempat dipecat dari jabatan dan bahkan keanggotaan HMI karena dianggap melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi dengan merangkap jabatan struktural di organisasi atau wadah lain.

Baca juga: Cerita Jusuf Kalla soal Ferry Mursyidan yang Sempat Antarkan ke Mobil Usai Acara PMI

Pemecatan Ferry diambil dalam Sidang Pleno V PB HMI, setelah dia menjadi anggota Majelis Permusyawarahan Rakyat (MPR) sebagai utusan organisasi pemuda. Namun, pemecatannya itu kemudian dicabut dalam Kongres XIX HMI pada 1992, dengan didahului kontroversi imbauan Majelis Pekerja Kongres (MPK).

Tangkap layar berita pencabutan pemecatan Ferry Mursyidan Baldan dari keanggotaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di halaman 1 harian Kompas edisi 9 Desember 1992.ARSIP KOMPAS Tangkap layar berita pencabutan pemecatan Ferry Mursyidan Baldan dari keanggotaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di halaman 1 harian Kompas edisi 9 Desember 1992.

Karier politik Ferry terus berlanjut ke pentas yang lebih luas. Melalui Partai Golkar, Ferry kemudian menjadi sosok yang pekat mewarnai periode-periode krusial perpolitikan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di era reformasi.

Baca juga: Melayat Ferry Mursyidan, Ganjar Pranowo: Kami Punya Story yang Panjang

Di antara jejak signifikan kiprah Ferry di DPR adalah kepemimpinannya di panitia khusus (pansus) otonomi untuk Aceh dan Papua. Dia juga terlibat dalam penyusunan Paket UU Pemilu pada awal reformasi lalu menjadi Ketua Pansus DPR yang melahirkan UU Pemilu Presiden pada 2008.

Direktur Relawan BPN Ferry Mursyidan Baldansaat memberikan keterangan pers di Media center BPN Prabowo-Sandi di Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2019). Sandiaga Uno meminta tim suksesnya melalui Ruang Sandi dan para pendukung mengawal C1 selama masa rekapitulasi KPU agar tak ada kecurangan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Direktur Relawan BPN Ferry Mursyidan Baldansaat memberikan keterangan pers di Media center BPN Prabowo-Sandi di Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2019). Sandiaga Uno meminta tim suksesnya melalui Ruang Sandi dan para pendukung mengawal C1 selama masa rekapitulasi KPU agar tak ada kecurangan.

Meski demikian, langkah Ferry bersama Partai Golkar tak berlanjut. Ferry kemudian melanjutkan kiprah politiknya lewat Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Lewat Partai Nasdem pula nama Ferry kemudian masuk dalam kabinet pemerintahan, walau kemudian terkena reshuffle pada 2016. Dia menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Sudirman Said Sebut Ferry Mursidan Pernah Keliling Indonesia Minta Pendukung Prabowo Berdamai Pasca Pilpres 2019

Pecinta Chrisye

Satu sisi lain yang tak kalah pekat melekat pada sosok Ferry adalah kecintaannya pada almarhum Chrisye. Di tengah lika-liku kiprah perpolitikannya, Chrisye adalah penyanyi yang tak tergantikan kehadiran dan karyanya bagi Ferry.

"Chrisye adalah sesuatu untuk saya, segala-galanya," ungkap Ferry di acara talkshow Rosi di Kompas TV edisi 18 Oktober 2019.

Seturut mangkatnya sang idola pada 2007, Ferry menginisiasi Komunitas Kangen Chrisye (#K2C). Dia pun tak sungkan mengakui bahwa kehadirannya di segala lokasi dan acara yang menyuguhkan musik haruslah menampilkan lagu Chrisye.

Baca juga: Kenang Ferry Mursyidan, Jubir Prabowo: Punya Komitmen Tinggi Dialog Antarkelompok

Dengan tawa tergelak, Ferry bertutur bahkan ada tempat makan di Bandung, Jawa Barat, yang sudah otomatis menyajikan lagu Chrisye setiap kali dia di sana. 

"Lagu baru berganti ketika saya sudah pergi," ujar dia masih di acara Rosi.

Setiap tahun, K2C pun khusus menggelar peringatan hari kematian Chrisye pada 30 Maret. Sebuah buku yang didedikasikan untuk Chrisye juga mereka lahirkan pada 2012, berjudul Chrisye, Kesan di Mata Media, Sahabat, dan Fans.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Risma Menangis Dengar Kisah Ibu 90 Tahun yang Tak Dapat Bansos

Momen Risma Menangis Dengar Kisah Ibu 90 Tahun yang Tak Dapat Bansos

Nasional
Pakar Ungkap Celah Bisa Dimanfaatkan Jokowi Bersaing Jadi Ketum Golkar

Pakar Ungkap Celah Bisa Dimanfaatkan Jokowi Bersaing Jadi Ketum Golkar

Nasional
Isu Jokowi Masuk Bursa Ketum, Konsistensi Golkar Bakal Jadi Taruhan

Isu Jokowi Masuk Bursa Ketum, Konsistensi Golkar Bakal Jadi Taruhan

Nasional
Elite Golkar Sebut Airlangga Mampu Membalikkan Persepsi Negatif dan Layak Dipilih Lagi

Elite Golkar Sebut Airlangga Mampu Membalikkan Persepsi Negatif dan Layak Dipilih Lagi

Nasional
Jokowi Dinilai Tak Mungkin Terabas Aturan dan Jadi Ketum Golkar

Jokowi Dinilai Tak Mungkin Terabas Aturan dan Jadi Ketum Golkar

Nasional
8 Caleg Dapil DIY yang Lolos Senayan, Titiek Soeharto Masuk

8 Caleg Dapil DIY yang Lolos Senayan, Titiek Soeharto Masuk

Nasional
PKB Buka Komunikasi dengan Golkar, Gerindra, dan Nasdem untuk Pilkada Jatim

PKB Buka Komunikasi dengan Golkar, Gerindra, dan Nasdem untuk Pilkada Jatim

Nasional
Arsul Sani Belum Ajukan Hak Ingkar Tangani Sengketa Pemilu yang Libatkan PPP

Arsul Sani Belum Ajukan Hak Ingkar Tangani Sengketa Pemilu yang Libatkan PPP

Nasional
Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Nasional
Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Nasional
Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Nasional
KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Nasional
Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Nasional
Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com