JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar masyarakat mengaku masih khawatir terhadap subvarian baru Covid-19 termasuk XBB yang mulai masuk pada 22 Oktober 2022.
Hal ini tecermin dalam survei yang dirilis Litbang Kompas dikutip dari Kompas.id, Senin (21/11/2022).
Kekhawatiran tersebut muncul lantaran Covid-19 kembali meningkat pada November 2022. Bahkan, pada 16 November, kasus harian mencapai 8.486 dalam sehari, menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2022.
Kasus ini meningkat dari rata-rata bulan Oktober hanya sekitar 1.000 kasus per hari. Merujuk laman Covid19.go.id, rata-rata kasus baru pada minggu pertama Oktober mencapai 1.735 kasus.
Baca juga: Pemerintah Akan Evaluasi PPKM, Waspadai Lonjakan Kasus di Akhir Tahun
Meningkat jadi 2.661 kasus pada minggu terakhir Oktober, lalu menjadi 6.697 kasus pada minggu ketiga November.
"Jajak pendapat Kompas pada 8-10 November merekam, separuh responden merasa khawatir terhadap munculnya subvarian baru dan meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia," kata peniliti Litbang Kompas, Agustina Purwanti, dikutip dari Kompas.id, Senin (21/11/2022).
Bahkan, 16,6 persen responden mengaku sangat khawatir terkait munculnya varian baru Covid-19. Adapun 21,6 persen mengaku biasa saja, sebanyak 11,9 persen mengaku tidak khawatir, 1 persen sangat tidak khawatir, dan 0,5 persen tidak tahu.
Kendati separuh responden mengaku khawatir, hal ini nyatanya tidak dibarengi dengan protokol kesehatan.
Agustina menyampaikan, hanya tiga perempat responden yang masih disiplin menerapkan protokol kesehatan hingga saat ini.
"Sebanyak 10 persen lainnya hanya menerapkan protokol kesehatan di awal pandemi dan ketika terjadi peningkatan kasus saja," ucap Agustina.
Lebih lanjut, bentuk disiplin prokes yang masih paling banyak dilakukan adalah memakai masker. Diikuti oleh mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan hand sanitizer secara rutin.
Baca juga: Update 20 November 2022: Kasus Covid-19 Bertambah 5.172, DKI Jakarta Sumbang 2.373 Kasus
Sedangkan upaya menjaga jarak dan menjauhi kerumunan menjadi yang paling sedikit dilakukan.
"Sisanya sudah tidak melakukan protokol kesehatan apa pun. Bahkan terdapat sebagian besar responden yang mengaku tidak pernah menerapkan protokol kesehatan sejak awal pandemi," jelas Agustina.
Survei ini dikumpulkan melalui telepon pada 8-10 November sehingga sebanyak 512 responden dari 34 provinsi berhasil diwawancarai.
Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di masing-masing provinsi. Menggunakan metode ini pada tingkat kepercayaan 95 persen, nirpencuplikan penelitian lebih kurang 4,33 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.