Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Tolak Bujukan Masuk KIB, Pilih Bangun Koalisi dengan Demokrat dan Nasdem

Kompas.com - 18/11/2022, 23:26 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman juga mengaku berkomunikasi dengan Partai Perindo.

Ia mengatakan kedekatan PKS dengan Partai Nasdem dan Demokrat tak menutup komunikasi politik dengan partai politik (parpol) lain.

Sohibul mengatakan PKS pun dibujuk oleh Partai Golkar untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

“Ya kita berkomunikasi, mereka (Golkar) menginginkan komunikasi terus dengan kita. Ya enggak apa-apa,” ujarnya ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022).

“Termasuk juga Pak Harry Tanoe (Ketua Umum Perindo) komunikasi dengan saya, ya saya melayani, berkomunikasi dengan beliau juga,” tuturnya.

Baca juga: Diminta Disiplin di Koalisi Perubahan, Nasdem: Memang Demokrat Sudah Berkoalisi dengan Kami?

Namun, ia menyampaikan PKS tetap ingin menjajaki koalisi lebih dulu dengan Nasdem dan Demokrat.

Ia mengklaim pihaknya tidak tertarik untuk bergabung dengan KIB yang dihuni Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Kalau dari pandangan mereka, mau membujuk kita masuk ke KIB. Kami, dari saya, ingin membangun saling pengertian, pilihan boleh beda dari KIB, kita (PKS tetap) di sini,” sebut dia.

Sebaliknya, lanjut Sohibul, PKS berharap Golkar malah tertarik bergabung bersama Koalisi Perubahan, yang tengah dijajaki bersama Nasdem, dan Demokrat.

“Ya syukur-syukur kalau mereka tertarik ingin gabung ke sini,” tandasnya.

Diketahui hingga kini poros koalisi yang terbentuk adalah KIB dan koalisi Partai Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sementara itu, PDI-P belum menentukan langkah politiknya terkait pembentukan koalisi untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca juga: PKS-Demokrat Tak Ngotot Jagokan Aher dan AHY Jadi Cawapres Anies

Begitu pun PKS, Nasdem, Demokrat yang belum mendeklarasikan Koalisi Perubahan meski telah intens berkomunikasi sejak lama.

Diduga salah satu hambatannya adalah belum sepakatnya ketiga parpol soal figur. cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan yang diusung Nasdem sebagai capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com