Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Wishnutama di Balik Megahnya "Gala Dinner" G20 yang Tuai Pujian dari Para Pemimpin Negara

Kompas.com - 17/11/2022, 18:10 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Gala dinner atau jamuan makan malam puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali, Selasa (15/11/2022) kemarin menuai pujian dari para pemimpin negara.

Gala dinner itu memang bukan sekadar makan malam biasa. Para tamu yang hadir dimanjakan dengan penampilan tari-tarian dan lagu-lagu nusantara.

Panggung pertunjukan terlihat begitu cantik dengan sorotan lampu warna-warni dan letusan kembang api di langit.

Baca juga: Jokowi: G20 Forum Ekonomi, Jangan Ditarik-tarik ke Politik

Megahnya jamuan makan malam tersebut sampai-sampai membuat para tamu undangan yang hadir memuji Wishnutama, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sebagai sosok di balik gala dinner.

Di tengah-tengah jamuan makan malam, Presiden Joko Widodo memanggil Wishnutama. Dari gelagatnya, presiden seolah meminta mantan pembantunya di kabinet itu untuk menemui tamu negara yang hadir.

Sambil tersenyum, Jokowi mengarahkan Wishnutama untuk menghadap Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang duduk di meja sebelahnya.

Wishnutama pun menghampiri PM Narendra Modi. Tak diketahui pasti pembicaraan di antara keduanya, namun, Narendra tampak begitu hangat menyambut Wishnutama.

Dia berkali-kali menepuk lengan kiri bos NET Mediatama itu sambil tersenyum semringah.

Sambutan hangat juga ditunjukkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken yang duduk bersebelahan dengan PM Narendra Modi.

Ketiganya berbincang akrab. Wishnutama tampak setengah membungkukkan badannya sambil berkali-kali mengatupkan tangan.

Dalam pernyataan terpisah, Wishnutama menyampaikan bahwa lewat jamuan makan malam itu, dirinya ingin menunjukkan ke para pemimpin dunia bahwa Indonesia mempunyai ragam budaya yang luar biasa.

Budaya tradisional Tanah Air ditampilkan melalui perpaduan teknologi, aransemen musik, dan budaya populer yang dikemas secara kekinian.

"Jadi berbagai macam elemen yang kuat di Indonesia ini kita coba suguhkan agar para delegasi, para pemimpin dunia juga selain terhibur, mereka juga mudah-mudahan bisa mengagumi juga budaya Indonesia," kata Wishnutama yang dalam hal ini bertindak sebagai Koordinator Tim Asistensi Kemitraan G20.

Baca juga: KTT G20 Usai, Jokowi: Saya Minta Maaf kepada Masyarakat Bali yang Terganggu di Jalanan

Wishnutama mengaku, tidak mudah mewujudkan jamuan makan malam yang megah di Taman Budaya GWK yang dikelilingi tebing. Selain konsep penampilan yang ciamik, unsur keselamatan juga harus benar-benar dipastikan.

Namun demikian, dirinya dan tim berupaya maksimal untuk menghadirkan pertunjukan yang artistik. Diharapkan, momen ini melekat di ingatan para pemimpin dunia dan delegasi yang hadir.

"Ini kan event yang mungkin cuma 20 tahun sekali terjadi," kata Wishnutama.

"Ini perlu dilakukan. Jadi bukan cuma sekadar conference yang begitu aja, segala macam aspeknya bisa membuat mereka mengapresiasi penyelenggaraan G20 di Indonesia," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah KTT G20 tahun ini. Acara puncak forum kerja sama ekonomi internasional itu digelar di Bali selama 15-16 November 2022.

Sebanyak 17 dari 20 pemimpin negara hadir dalam forum internasional itu. Sementara, tiga pemimpin negara yang tidak hadir yakni Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden terpilih Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, dan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador.

Dari Indonesia, Presidensi G20 akan dilanjutkan oleh India selama setahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com