Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Rian Jadi Kapolda Kalsel, Pengamat: Kegagalan Manajemen SDM Polri

Kompas.com - 12/11/2022, 15:56 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) menilai, pengangkatan Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel) Irjen Andi Rian Djajadi merupakan bentuk kegagalan manajemen sumber daya manusia (SDM) Polri.

Sebab, penyelesaian kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat oleh Ferdy Sambo yang awalnya ditangani Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) yang dipimpin oleh Andi Rian Djajadi belum terbukti sukses.

"Sejak awal sudah saya sampaikan bahwa promosi Andi Rian sebagai kegagalan manajemen SDM di tubuh Polri,” kata pengamat dari ISESS Bambang Rukminto kepada wartawan, Sabtu (12/11/2022).

“Penyelesaian kasus Sambo yang menjadi salah satu tanggung jawabnya juga belum bisa dikatakan tuntas 100 persen, tetapi kenapa tiba-tiba dipromosikan lebih dulu," kata dia.

Baca juga: Profil Kapolda Kalsel Brigjen Andi Rian: Jebloskan Ferdy Sambo hingga Baju Mewahnya Jadi Sorotan

Selain itu, menurut dia, Andi Rian sempat terseret dalam dugaan pemerasan dan disorot karena gaya hidupnya.

“Belum lagi soal gaya hidup hedon yang juga sempat menjadi perhatian presiden. Gaya hedon tentu membutuhkan biaya besar. Jadi kalau kemudian dia terseret-seret dengan isu pemerasan, pada akhirnya yang muncul adalah pembenaran asumsi tersebut. Bahwa pungli, pemerasan dan lain-lain itu untuk menutupi biaya hidup hedon," ucap Bambang.

Adapun nama Andi Rian sempat terseret dalam diagram terkait dugaan keterlibatan pemerasan yang dilakukan oknum polisi terhadap pelapor penipuan arloji Richard Mille senilai Rp 77 miliar bernama Tony Sutrisno beberapa waktu lalu.

Terkait dugaan pemerasan itu, Bambang juga menyarankan agar pihak yang diperas segera melapor ke Propam Polri.

"Tony Sutrisno harusnya segera melaporkan adanya dugaan pemerasan yang dilakukan personel kepolisian pada Propam," kata Bambang.

Baca juga: Brigjen Andi Rian Kini Jabat Kapolda Kalsel, Kenang 26 Tahun Lalu Saat Jadi Kapolsek Batulicin

Walaupun begitu, menurut Bambang, seharusnya pihak Kepolisian juga bisa langsung menindaklanjuti temuan di lapangan terkait dugaan pemerasan yang melibatkan anggota polisi dengan model laporan tipe A.

Namun, Bambang tidak heran karena situasi dan kultur di Kepolisian saat ini belum memungkinkan hal tersebut.

"Tetapi melihat kultur yang ada di kepolisian saat ini yang masih kolutif, berat rasanya itu akan diproses tanpa ada laporan dari masyarakat. Bahkan sampai saat ini belum ada sistem yang bisa memastikan laporan itu juga ditindak lanjuti. Semua masih sangat tergantung integritas personel atau tekanan publik," tutur dia.

Baca juga: Akan Digantikan Brigjen Andi Rian, Irjen Rikwanto Pamit sebagai Kapolda Kalsel

Diberitakan sebelumnya, mutasi dan promosi terhadap Andi Rian diumumkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo pada Jumat (14/10/2022).

Saat itu, Andi Rian yang menjabat Dirtipideksus Bareskrim diangkat menjadi Kapolda Kalsel. Ia dimutasi dan promosi dengan 16 perwira lainnya.

"Penggantian para kapolda yang pensiun, dan promosi lainnya guna meningkatkan kinerja organisasi," kata Dedi saat dikonfirmasi, 14 Oktober 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com