Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementerian KP Finalkan Naskah Akademik Refugia Perikanan pada Forum Regional

Kompas.com - 09/11/2022, 20:58 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) memutahirkan penyusunan kajian ilmiah Naskah Akademik Fisheries Refugia sebagai upaya pengembangan refugia perikanan.

Fisheries Refugia merupakan salah satu upaya Kementerian KP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM KP) untuk pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab.

Pengelolaan itu dilakukan melalui program prioritas penangkapan ikan terukur dengan menekankan keseimbangan ekologi dan sosial ekonomi untuk keberlanjutan sumber daya ikan.

Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian KP, I Nyoman Radiarta mengatakan, perairan regional di Asia Tenggara merupakan pusat global keanekaragaman hayati perairan dangkal.

“Perairan ini mendukung ketahanan pangan dan menyediakan sumber pendapatan bagi negara-negara di Asia Tenggara,” kata Nyoman, dikutip dari keterangan persnya, Rabu (9/11/2022).

Baca juga: Kementerian KP Kembangkan Marine Aquarium Education Center di Pangandaran

Dia mengatakan itu dalam pembukaan 7th Regional Scientific and Technical Committee Meeting (RSTC) Meeting berjudul "Establishment and Operation of a Regional System of Fisheries Refugia in the South China Sea and the Gulf of Thailand (Fisheries Refugia)" di Jakarta, Selasa (8/11/2022).

Nyoman menyebutkan, perikanan regional penting dalam konteks ketahanan pangan dan gizi di sebagian besar negara yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Teluk Thailand, termasuk Indonesia.

“Oleh karena itu, kami di Kementerian KP antusias menjadi bagian dari proyek Fisheries Refugia untuk membangun ketahanan perikanan Asia Tenggara,” ujarnya.

Dukungan tersebut untuk membangun pemahaman antara para pemangku kepentingan tentang keterkaitan ekosistem dan perikanan dan terlibat dalam dialog yang bermakna antara negara-negara peserta.

Nyoman juga mengatakan, Fisheries Refugia mendukung pelaksanaan strategi ekonomi biru Kementerian KP, yaitu melalui penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota berdasarkan zonasi.

Baca juga: Menteri KP: Jika Komoditas Rumput Laut Kita Tekuni Serius, Indonesia Bisa Jadi Champion...

Konsep Fisheries Refugia juga mengatur penetapan batas wilayah penangkapan ikan berdasarkan kondisi status stok ikan dan habitat perikanan kritis.

Pengaturan tersebut dapat dibangun di atas implementasi yang efektif dari kebijakan penangkapan ikan berbasis kuota di Indonesia.

Adapun proyek tersebut berada dalam kerangka kerja sama Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) dengan pembiayaan United Nations Environment Program (UNEP) dan Global Environment Facility (GEF).

Nyoman menilai, proyek tersebut akan selesai pada Desember 2022 dan akan banyak pencapaian positif yang telah diraih.

“Semua negara peserta akan berkomitmen menyelesaikan semua target output semaksimal mungkin sesuai dengan tujuan dan sasaran proyek,” jelasnya.

Baca juga: Kementerian KP Tetapkan BRPI Sukamadi sebagai Percontohan Smart Fisheries Village di Indonesia

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com