Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang "Kompas": 30,7 Persen Responden Pilih Parpol Parlemen karena Tokohnya

Kompas.com - 07/11/2022, 08:01 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Litbang Kompas yang diselenggarakan pada 24 September-7 Oktober 2022 mengungkap alasan responden dalam memilih partai politik dan non-parlemen.

Berdasarkan survei ini, bagi para responden, alasan terbesar (30,7 persen) untuk memilih partai politik parlemen adalah tokoh berpengaruh di dalam partai.

Hal ini berbeda dengan alasan responden memilih partai politik non-parlemen di mana hanya 15,3 persen responden yang memilih partai politik non-parlemen karena tokoh berpengaruh di dalam partai.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Keterpilihan Parpol Non-Parlemen Terus Meningkat

Bagi para responden alasan lain yang membuat mereka memilih partai politik parlemen adalah program kerja partai (12,4 persen), visi dan misi partai (12,2 persen), popularitas partai (11,5 persen), ideologi partai (8,5 persen), dan kinerja partai (2,2 persen).

Sementara itu, alasan utama responden memilih partai politik non-parlemen adalah program kerja partai (21,3 persen), diikuti oleh tokoh berpengaruh dalam partai (15,3 persen), ideologi partai (14,1 persen), popularitas partai (9,4 persen), visi dan misi partai (8,2 persen), dan kinerja partai (3,5 persen).

Survei ini juga menunjukkan bahwa tingkat keterpilihan atau elektabilitas partai politik non-parlemen berada di angka 6,9 persen pada Oktober 2022, meningkat dari 5,3 persen pada Januari 2022 dan 6,2 persen pada Juni 2022.

Sementara itu, keterpilihan partai politik parlemen justru turun dari 77,7 persen pada Juni 2022 menjdi 70,6 persen pada Oktober 2022.

Tren penambahan dukungan kepada partai non-parlemen dianggap sebagai sinyal masih besarnya peluang untuk meraih elektabilitas.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, Capres dan Cawapres Favorit Gen Z

Sebab, di sisi lain, jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan justru membesar dari 16,1 persen pada Juni 2022 menjadi 22,5 persen pada Oktober 2022.

"Semakin membesarnya angka undecided voters tersebut tentu memberikan catatan tersendiri bahwa memang pilihan publik terhadap parpol masih akan sangat dinamis," tulis peneliti Litbang Kompas Eren Masykurrilla, dikutip dari Kompas.id, Senin (7/11/2022).

Untuk diketahui, sejauh ini ada 9 partai politik non-parlemen maupun partai politik baru yang lolos verifikasi administrasi untuk mengikuti Pemilihan Umum 2024.

Enam partai telah mengikuti pemilu sebelumnya yakni Partai Garuda, Partai Perindo, Partai Hanura, Partai Solidaritas Indonesia, dan Partai Buruh.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas PDI-P Tertinggi di Kalangan Gen Z, Perindo Keempat

Sedangkan, tiga partai baru adalah Partai Kebangkitan Nusantara, Partai Gelombang Rakyat Indonesia, dan Partai Ummat.

Adapun survei Litbang Kompas ini dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistem bertingkat di 34 provinsi se-Indonesia.

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian -/+ 2,8 persen dalam kondsi penarikan sampel acak sederhana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com