JAKARTA, KOMPAS.com - Akhirnya orangtua Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J bertemu dengan suami istri terdakwa pembunuhan berencana putra mereka, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Pertemuan itu terjadi saat orangtua Yosua bersaksi dalam sidang pembunuhan putranya dengan terdakwa Sambo dan Putri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (1/11/2022).
Ini menjadi momen pertama pertemuan keempatnya setelah Yosua tewas ditembak di rumah Sambo pada 8 Juli 2022.
Baca juga: Ibu Brigadir J: Anakku Dihabisi, Nyawanya Dirampas Ferdy Sambo…
Luapan emosi orangtua Yosua tak terbendung ketika dihadapkan dengan Sambo dan Putri. Tangis, duka, dan amarah menjadi satu.
Begitupun pihak Sambo dan Putri, berulang kali kata maaf dan sesal mereka sampaikan. Air mata juga tak bisa terbendung lagi.
Samuel Hutabarat, ayah Yosua, tak mampu menyembunyikan amarahnya saat dihadapkan dengan Sambo dan Putri.
Sama seperti Sambo, kata Samuel, dirinya juga seorang ayah. Samuel pun berandai-andai, bagaimana jika Sambo berada di posisinya, nyawa putranya dihabisi dengan sadis.
"Jadi bagaimana kebalikannya peristiwa ini, Pak Ferdy Sambo jadi saya, saya jadi Pak Ferdy Sambo. Dengan begitu sadis nyawa anak saya, atau nyawa anak dia saya ambil secara paksa di rumahnya sendiri, bagaimana perasaan dia?" kata Samuel sambil menatap Sambo.
Mendengar itu, Sambo hanya menatap dingin Samuel. Sesekali, mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri itu mengangguk.
Samuel lantas menyinggung Putri. Menurut penuturan putranya selama ini, Putri merupakan sosok yang baik. Namun, kebaikan Putri seolah lenyap seketika karena dengan keji membiarkan Yosua tewas di rumahnya.
"Begitu di rumahnya kejadian sadis begitu, di mana naluri keibuannya? Seandainya anak mereka dibikin dibuat bagaimana perasaannya?" kata Samuel.
Putri hanya duduk terdiam mendengar perkataan Samuel. Dia lebih banyak menundukkan kepala.
Setelah Samuel, giliran Rosti Simanjuntak, ibunda Yosua, yang meluapkan perasaannya. Rosti menangis histeris mengungkapkan betapa hancur hatinya atas kematian sang putra.
Di mata keluarga, kata Rosti, Yosua adalah sosok yang bertanggung jawab dan menjadi panutan. Sementara, Sambo memperlakukan putranya dengan sangat kejam.
Padahal, Yosua setia dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai ajudan Sambo. Yosua juga disebut tak pernah mengeluh seberapa pun berat tugasnya.
Baca juga: Di Hadapan Ferdy Sambo, Ibu Brigadir J: Hanya Tuhan yang Berhak pada Nyawa Anak Saya