Warga Desa Sekapuk keberatan jika acara yang mempromosikan gerakan tolak narkoba melalui Konser Ambyar Party ditolak izinnya oleh pihak kepolisian.
Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim tidak habis pikir tujuan pertunjukkan musik itu cukup baik karena dalam rangka memperingati Hari Pahlawan dan bisa mengangkat pendapatan ekonomi warga, tetapi kenapa ditampik izinnya oleh pihak Polres Gresik.
Menyamakan persepsi “keamanan” dan “kemeriahan” memang kerap tidak sinkron. Ibaratnya dua pendekatan yang berbeda, tetapi harus disatukan dalam arus pendapat yang seragam.
Dari Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan saya mendapat hikmat pelajaran dari gelara pertunjukkan seni dan musik pasca pandemi.
Bupati Kotabaru Sayed Jafar Alaydrus selalu menekankan kebangkitan kehidupan pascapandemi harus disikapi dengan bijak dan hati-hati.
Hajat hidup dan kehidupan warga tidak boleh diatur ketat, tetapi diberikan ruang bagi kreatifitas warga.
Sayed sadar, sebagai daerah “pulau” yang terpisah dari Pulau Kalimantan tetapi juga memiliki wilayah lain menyatu dengan Pulau Kalimantan, potensi wisata di Kotabaru harus dikelola dengan manajemen yang baik.
Pertunjukkan seni bisa diadakan jika mendapat persetujuan bulat dari forum pimpinan daerah yang berintikan unsur birokrasi, militer dan polisi.
Alhasil pertunjukkan seni kolosal seperti “Kharisma Event Nusantara Festival Budaya Saijaan" bisa dilaksanakan dengan meriah dan aman di Pantai Siring Laut awal Juni 2022 kemarin.
Pengunjung tidak hanya sebatas dari Kotabaru saja, tetapi juga dihadiri warga dari berbagai kabupaten di daratan Pulau Kalimantan.
Festival Budaya Saijaan In 2022 yang digelar untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Kotabaru ke-72 dengan menampilkan musisi papan atas dan seni pertunjukan budaya, juga berlangsung meriah dan aman pertengahan Juni 2022 kemarin.
Gelaran Harmony MamakeSJA Hills Music Festival yg dihelat tanggal 28 Oktober 2022 pun tidak kalah meriahnya. Semuanya “lancar terkendali” menurut istilah polisi.
Tidak heran jika pengemasan pertunjukan seni dan musik serta pengemasan acara budaya di Kotabaru menjadi “barometer” bagi daerah-daerah lain di tanah air.
Tidak kurang kepala daerah dari beberapa daerah seperti Paser dan Barito Timur “belajar” dan studi banding ke Kotabaru.
Semoga semangat “masyarakat wigas, Kotabaru babungas, mahadap Nusantara di gerbang watas” menjadi spirit daerah-daerah lain yang akan menggelar pertunjukan seni secara kolosal dengan aman serta terus mengungkit perekonomian warga.
Semangat Kotabaru tersebut merupakan cerminan semangat pemerintah bersama masyarakat untuk bangkit pascapandemi. Semangat membangun kota hingga desa serta semngat dalam berbenah menuju daerah penyangga Ibu Kota Negara baru.
Cukup sudah musibah Itaewon, Kanjuruhan dan lain-lain. Kesedihan Itaewon dan Kanjuruhan adalah kesedihan kita bersama. Duka dan simpati untuk para korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.