"Pemilih-pemilih partai itu condong memilih Anies dalam konteks memilih presiden ya kami coba mewadahilah aspirasi itu. Toh dalam konteks memilih, itu kan hak konstitusional setiap orang warga negara," kata dia.
Sirajuddin juga pernah mengkritik elektabilitas Ketua Umum partainya sendiri.
Saat itu, dari hasil data survei Voxpol Center elektabilitas Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024 hanya sebesar 0,8 persen.
Kemudian hasil survei Indikator Politik menempatkan elektabilitas Airlangga di angka 0,2 persen.
Baca juga: Cek Fakta Sepekan: Hoaks Anies Mundur sebagai Capres, hingga Asteroid Menabrak Bumi
Hal tersebut membuahkan kritik dari Sirajuddin yang menilai elektabilitas Airlangga memperparah elektabilitas partai Golkar yang sudah tinggi.
Dia menyebut elektabilitas Airlangga Hartarto berdampak sistemik terhadap citra Partai Golkar
Sebab itu, Golkar tak lagi menjadi partai yang kuat karena elektabilitas yang ikut merosot gegara ambisi pencapresan Airlangga.
Baca juga: Jika Sama-sama Maju Pilpres, Ganjar-Prabowo-Anies Diprediksi Berebut Tiket Putaran Kedua
Sirajuddin menuturkan, kondisi ini telah mendevaluasi eksistensi partai di tengah kompetisi elektorasi antar partai, dan Golkar tidak kuat lagi sebagai partai yang terus melahirkan pemimpin-pemimpin muda.
"Tidak lagi melahirkan pemimpin muda, pemimpin daerah yang inovatif, melayani rakyat dan selalu mendengarkan aspirasi dari bawah, melainkan hanya cenderung sebagai alat legitimasi para segelintir penguasa," ungkapnya dalam jumpa pers di kawasan Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (13/1/2022), dikutip dari Tribunnews.