Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erwin Aksa Kemukakan Gagasan Golkar untuk Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia lewat Pendidikan Kejuruan

Kompas.com - 24/10/2022, 13:24 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pilar pembangunan Indonesia saat ini bergantung pada generasi bangsa. Untuk mengokohkan fondasi pembangunan, dibutuhkan sejumlah upaya yang bisa mengembangkan mutu sumber daya manusia (SDM) sebagai penggerak perubahan.

Tokoh sekaligus Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golongan Karya (Golkar) Erwin Aksa mengaku bahwa partai politik yang kini dinaunginya itu punya pandangan sendiri mengenai hal tersebut.

“Saya kira Golkar punya ide lebih baik (yakni gagasan untuk menjawab hal tersebut). Salah satunya, dengan meningkatkan mutu pendidikan yang difokuskan lewat pendidikan kejuruan atau berbasis vokasi,” ujar Erwin menyampaikan gagasan partai Golkar seperti dalam video yang diunggah di kanal YouTube G24, Sabtu (22/10/2022).

Baca juga: Genap Berusia 58 Tahun, Golkar Tunjukkan Eksistensinya sebagai Partai untuk Semua Golongan

Lebih lanjut, Erwin menegaskan kembali bahwa menurut pihaknya, dasar pembangunan yang kuat dimulai dari pendidikan.

Adapun pendidikan berbasis vokasi disoroti pihaknya karena lewat pendidikan jenis ini, Indonesia bisa melahirkan generasi berkualitas, dan berdaya saing.

Selain itu, dengan meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan di Indonesia, Golkar meyakini makin banyak generasi muda yang berkesempatan mendapatkan lapangan kerja sesuai dengan bidang industri yang telah dipelajari.

"Pendidikan kejuruan yang baik dapat melahirkan SDM penggerak pembangunan yang berkualitas, siap pakai (karena mampu diserap oleh industri), dan berdaya saing," ujar Erwin lagi.

Baca juga: Airlangga Bagikan 37 Mobil Listrik ke Seluruh DPD Golkar: Memanaskan Mesin Partai, tapi Silent

Oleh karena itu, Golkar berharap, Indonesia dapat meningkatkan kualitas sekaligus memperbanyak fasilitas pendidikan berbasis vokasional. Dengan begitu, Indonesia dapat mengejar kebutuhan industri tak hanya dalam negeri, tetapi juga luar negeri.

Selain meningkatkan kualitas pendidikan, lanjutnya, Golkar juga menyoroti persebaran lulusan sekolah kejuruan berkualitas untuk bekerja di luar negeri. Pasalnya, tantangan bagi lulusan sekolah kejuruan kini adalah lapangan kerja terbatas di dalam negeri.

“Kami tidak berbicara hanya (lapangan) pekerjaan di dalam negeri (sebagai satu-satunya peluang lulusan pendidikan kejuruan). Mungkin, pekerjaan dalam negeri terbatas. Jadi, harus dipikirkan juga bagaimana caranya Indonesia bisa kirim SDM lulusan sekolah kejuruan ke luar negeri,” jelasnya.

Baca juga: HUT Partai Golkar Dinilai Ajang Unjuk Kekuatan Airlangga, Golkar, dan KIB

Golkar menggagas, sambungnya, peningkatan kualitas pendidikan vokasional dapat membuat Indonesia mengirimkan tenaga-tenaga yang dihasilkan dari lulusan berkualitas ke luar negeri.

“Jangan hanya Filipina (seperti yang kami lihat saat ini). Padahal, lapangan pekerjaan di negara lainnya juga terbuka,” tuturnya.

Setelah menyoroti pendidikan, Erwin juga menyampaikan hal penting lainnya yang jadi faktor penggerak perubahan, yakni kondisi ekonomi.

“Setelah pendidikan, (dampaknya ada pada) kondisi ekonomi karena (pendidikan yang berkualitas) akan membuka lapangan pekerjaan. Link and match (antara pendidikan dan ekonomi). Jika pendidikannya baik, mereka akan mendapat pekerjaan, kemudian mereka bisa sejahtera,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com