Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres yang Cuma Modal Populer dan Elektabilitas Dinilai "Jadul", Harus "Nendang"

Kompas.com - 24/10/2022, 09:43 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengatakan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang ingin maju di Pilpres 2024 tidak boleh hanya mengandalkan elektabilitas dan popularitas.

Zuhro menyebut, jika pasangan capres-cawapres hanya bertopang pada kriteria tersebut, maka mereka kuno.

"Kita tidak cukup ditopang oleh capres dan cawapres yang hanya lulus elektabilitas dan popularitas. Karena itu sudah jadul," ujar Zuhro di Hotel Amaris Juanda, Jakarta Pusat, Minggu (23/10/2022).

Baca juga: Buntut Panjang Pengakuan Ganjar soal Siap Jadi Capres: Dipanggil PDI-P hingga Megawati Angkat Bicara

Zuhro menjelaskan, rakyat menginginkan capres-cawapres yang bisa membanggakan Indonesia secara nasional maupun internasional.

Menurut dia, sosok-sosok yang akan maju di Pilpres 2024 merupakan aspirasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

"Sebenarnya capres itu yang menentukan. Jadi kalau capresnya enggak nendang, susah. Capres itu harus nendang," tuturnya.

Zuhro mencontohkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) sebagai 'capres nendang'.

Dia menjelaskan, siapapun cawapres yang mendampingi mereka pada masanya, maka tetap saja pasti lolos ke Istana.

"Jadi nomor 1 itu calon RI 1 yang menentukan," ucap Zuhro.

Sementara, kata Zuhro, cawapres merupakan sosok penyempurna.

Baca juga: Respons Ganjar PDI-P Siap Capres, Megawati: Jangan Grusa-grusu...

Dia mengatakan seorang cawapres harus bisa menyempurnakan capresnya agar memiliki suara yang tinggi.

"Kalau bedanya cuma berapa persen, di bawah 10 persen, kecil," imbuh Zuhro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com