Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Panjang Pengakuan Ganjar soal Siap Jadi Capres: Dipanggil PDI-P hingga Megawati Angkat Bicara

Kompas.com - 24/10/2022, 09:21 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Ganjar Pranowo soal siap menjadi calon presiden (capres) berbuntut panjang.

Awalnya, PDI Perjuangan, partai yang menaungi Ganjar kini, tak mempersoalkan ucapan Gubernur Jawa Tengah itu. Namun, belakangan, pernyataan tersebut jadi perdebatan.

Memang, Ganjar kerap dianggap sebagai anak tiri dari partai sendiri. Politisi PDI-P itu berulang kali disentil oleh elite partai, juga tak diundang di acara partai banteng.

Sikap PDI-P terhadap Ganjar ini pun seakan bukan lagi hal baru.

Siap jadi capres

Ganjar sejak lama digadang-gadang menjadi kandidat calon presiden 2024. Namanya kerap menduduki puncak elektabilitas survei capres dengan kisaran elektabilitas 20 persen.

Meski dianggap punya modal besar, Ganjar sebelumnya tak pernah menyatakan siap maju sebagai capres. Berulang kali dia menyebutkan akan tunduk pada keputusan partai.

Namun, belum lama ini, Ganjar menyatakan siap maju sebagai capres. Untuk pertama kalinya, dia mengaku bersedia menjadi calon RI-1 jika partainya berkenan mengusung.

Baca juga: Dinamika PDI-P Kini: Ganjar Nyatakan Siap Maju Capres, Dewan Kolonel Puan Dapat Teguran

"Kalau untuk bangsa dan negara, apa sih yang kita tidak siap,” kata Ganjar dalam wawancara yang diunggah kanal YouTube BeritaSatu, Selasa (18/10/2022).

"Ketika partai kemudian sudah membahas secara keseluruhan dan dia akan mencari anak-anak bangsa yang menurut mereka terbaik, menurut saya, semua orang mesti siap soal itu," tuturnya.

Kendati demikian, Ganjar mengatakan, dirinya menghormati etika politik di internal PDI-P. Bahwa partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu kini tengah membangun relasi dengan sejumlah partai politik untuk pemilu.

Namun, Ganjar juga bilang, ihwal survei seharusnya tak diabaikan dalam mempertimbangkan nama capres cawapres. Menurutnya, survei menjadi bagian dari suara rakyat.

"Tentu terkait dengan realitas yang ada di survei dan kemudian semua orang memperbincangkan. Kan suara rakyat juga tidak boleh diabaikan," ucap Ganjar.

Dipanggil

Pernyataan Ganjar itu awalnya tak dipersoalkan oleh PDI-P. Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto bahkan seakan "membela" Gubernur Jawa Tengah itu.

Hasto mengatakan, pernyataan Ganjar masih dalam batas wajar. Sebab, meski mengaku siap maju sebagai capres, Ganjar juga mengatakan bahwa penting untuk mengikuti mekanisme partai terkait pencapresan.

"Artinya, setiap kader partai tidak bisa menyatakan dirinya 'saya sebagai capres'," kata Hasto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Baca juga: Respons Ganjar PDI-P Siap Capres, Megawati: Jangan Grusa-grusu...

Kendati begitu, Hasto tidak ingin pernyataan Ganjar ini nantinya dijadikan alat atau trik politik untuk menarik perhatian. Dia pun menegaskan, belum ada satu pun kader di PDI-P yang sudah mendapatkan restu dari Megawati untuk maju sebagai capres.

"Ya namanya (calon) saja belum diumumkan, restu itu nanti," kata Hasto.

Namun, kabar terbaru, Hasto menyebut partainya akan memanggil Ganjar guna meminta klarifikasi soal pernyataannya maju sebagai capres.

"Ya, kita tunggu saja momentumnya, Pak Ganjar pun akan kami lakukan klarifikasi terkait pernyataannya," kata Hasto ditemui di GBK Arena, Jakarta, Minggu (23/10/2022).

Menurut Hasto, PDI-P saat ini belum memprioritaskan soal pencapresan Pemilu 2024. Ihwal tersebut nantinya akan diumumkan oleh Megawati sebagai pimpinan tertinggi partai.

"PDI-P makin menguat dalam bergerak ke bawah untuk nyatu dengan kekuatan rakyat. Masalah capres ya belum dilakukan pengumuman oleh Bu Mega," ujarnya.

Megawati bicara

Megawati bahkan turut angkat bicara soal ini. Ketua Umum PDI-P itu meminta seluruh jajaran partainya tak terburu-buru bicara soal pencapresan.

"Berkaitan pilpres agar disampaikan pentingnya kepada seluruh kader kesabaran revolusioner. Jangan grusa-grusu," kata Hasto menirukan pesan Megawati, di Jakarta, Minggu (23/10/2022).

Baca juga: PDI-P Bakal Panggil Ganjar, Klarifikasi soal Pernyataan Siap Maju Capres

Menurut Hasto, Megawati meminta seluruh kader bersabar soal pengumuman capres maupun calon wakil presiden (cawapres), tak terkecuali Ganjar.

Mega tidak ingin jajaran partainya terpengaruh oleh situasi politik kini yang sudah riuh akan deklarasi capres.

"Nanti pada saatnya, pada momentum yang tepat akan dideklarasikan. Sabar jangan terpengaruh oleh berbagai hiruk pikuk politik yang sangat dinamis dan yang terpenting adalah bergerak bersama dengan rakyat," kata dia.

Merembet

Tak hanya Ganjar, persoalan ini juga menyeret nama Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo.

Setelah Ganjar menyatakan siap jadi presiden, Rudy mengatakan dirinya siap mendukung. Namun begitu, dia mengaku tetap menunggu keputusan Megawati soal pencapresan ini.

"(Ganjar) Bagus kinerjanya, kalau tidak bagus tidak mungkin dipilih dua kali (sebagai Gubernur Jateng). Kedua, mengatasi segala persoalan dia turun tangan, tidak mengandalkan kekuasaannya saja namun terutama melakukan pendekatan dan sebagainya," kata Rudy saat dihubungi di Solo, Jawa Tengah, Rabu (19/10/2022).

Baca juga: Ganjar Pranowo Nyatakan Siap Jadi Capres PDI-P, Punya Modal Apa?

PDI-P langsung merespons keras pernyataan Rudy. Mantan Wali Kota Solo itu bakal dipanggil oleh partainya.

Hasto menilai, Rudy telah melangkahi kewenangan Megawati sebagai pemegang hak prerogarif pencapresan PDI-P.

"Pak FX Rudy dari Solo ketika menyatakan dukungan capres, (padahal) itu kewenangan ketum, partai akan menegakkan disiplin kepada semua pihak tanpa terkecuali," kata Hasto di GBK Arena, Jakarta, Minggu (23/10/2022).

Namun, Rudy menganggap santai rencana pemanggilan tersebut. Dia mengaku, hingga kini belum menerima panggilan dari partainya terkait ini.

"Kalau saya siap-siap saja (memenuhi panggilan DPP), tidak ada persoalan. Ini belum, kalau ada, saya berangkat ke Jakarta," kata FX Rudy, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/10/2022).

Sudah diprediksi

Dinamika ini sudah diprediksi oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam. Belum lama ini, Umam mengatakan, pernyataan Ganjar soal siap jadi capres bisa menciptakan kegaduhan baru di internal PDI-P karena dianggap mendahului partai.

"Sikap terbaru Ganjar itu berpeluang ditafsirkan sebagai langkah offside, karena sikapnya seolah selangkah lebih maju dibanding sikap elite PDI-P," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (19/10/2022).

Umam menyebutkan, sikap Ganjar seolah tidak sejalan dengan arahan PDI-P sebelumnya. Berulang kali Megawati mewanti-wanti agar kadernya tidak bermanuver soal pencapresan.

Ditegaskan pula oleh pimpinan partai banteng bahwa ihwal capres dan cawapres merupakan hak prerogatif ketua umum.

Padahal, lanjut Umam, semestinya Ganjar bisa lebih bersabar sembari melihat situasi politik yang berkembang.

"Jika Ganjar kembali bermanuver, seolah menekan atau bahkan menggurui bagaimana keputusan pencapresan itu dilakukan di internal PDI-P, maka hal itu bisa menguatkan kembali resistensi politik di internal partainya," ucapnya.

Baca juga: GP Mania Optimis PDI-P Beri Tiket Ganjar untuk Maju Capres

Namun demikian, lanjut Umam, manuver Ganjar ini bukan tanpa alasan. Politisi PDI-P itu dianggap tidak sabar karena partainya belum juga meliriknya kendati dia punya potensi besar sebagai capres.

Selain itu, pernyataan Ganjar bisa jadi merupakan langkah reaktif atas manuver sejumlah tokoh yang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden seperti Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan Anies Baswedan yang diusung Partai Nasdem.

Lewat pernyataannya, Ganjar dinilai berupaya memberikan sinyal positif ke partai-partai yang meliriknya sebagai capres, seperti Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Supaya tidak ketinggalan dan kehilangan momentum yang diciptakan, Ganjar akhirnya memilih tidak diam dan kembali berusaha meyakinkan partainya bahwa dirinya layak dicapreskan," kata dosen Universitas Paramadina itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com