Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Gangguan Ginjal Akut Misterius, RSCM Pakai Obat Penawar dari Singapura

Kompas.com - 20/10/2022, 19:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) memesan obat penawar (antidotum) untuk gangguan ginjal akut (acute kidney injury/AKI) misterius dari Singapura.

Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Liastuti mengatakan, pemesanan ini sudah melalui izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Selain itu, pemesanan antidotum itu dilakukan setelah mempelajari literatur yang menyatakan terdapat zat yang mampu mengikat racun dalam tubuh orang termasuk dalam pasien gangguan gagal ginjal akut.

"Kita cari obatnya ternyata salah satunya yang menjual dari Singapura. Kami mohon izin pada kementerian boleh enggak (pesan obat ini). Ini kita namanya upaya, setelah kita cari ada pengobatan gagal ginjal akut ini banyak yang tidak memberikan hasil memuaskan," kata Lies dalam konferensi pers di RSCM, Jakarta, Kamis (20/10/2022).

Baca juga: Kemenkes Masih Kaji soal Status KLB Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius

Lies mengungkapkan, pihaknya sudah memesan 10 vial dan baru tiba pada Selasa (18/10/2022) siang.

Artinya, pemberian obat baru dilakukan selama 48 jam atau dua hari terakhir. Oleh karena itu, pihaknya masih menunggu hasil dari obat tersebut.

"Hasilnya kita tunggu dulu karena baru dua hari. Kita jadi belum bisa sampaikan secara pasti walaupun sebagian menunjukkan perbaikan," ujar Lies.

Lebih lanjut, Lies mengatakan, pihaknya bakal memesan obat penawar lagi dari Singapura, mengingat stok yang tersedia di RSCM saat ini mulai menipis.

Lies mengungkapkan, stok yang tersedia saat ini masih cukup untuk sekitar tiga hari ke depan jika pasien gangguan ginjal akut misterius di RSCM tidak bertambah.

"Kita sudah menghabiskan sehari dua vial untuk 10 anak. Hari ini tinggal enam, ini tiga hari lagi habis. Tapi, kalau ada tambahan pasien masuk lagi, enggak cukup. Jadi kami izin untuk datangkan lagi dari Singapura atau mungkin dari Australia," kata Lies.

Baca juga: Kematian akibat Gangguan Ginjal Akut Misterius Anak, Apa Penyebabnya?

Sebagai informasi, RSCM sudah menerima 49 pasien AKI sejak Januari 2022 hingga 20 Oktober 2022. Tingkat kematian pasien rujukan itu mencapai 63 persen.

Sementara itu, jumlah balita yang sembuh setelah mendapat perawatan sebanyak 7 orang.

Saat ini, jumlah pasien anak-anak yang dirawat di RSCM mencapai 11 orang.

RSCM diketahui sudah menerima pasien rujukan gangguan ginjal akut misterius ini sejak Januari 2022. Tetapi, kasus tersebut baru meningkat pada Agustus 2022.

Dengan rincian, sebanyak 2 kasus pada Januari; 1 kasus pada Maret; 3 kasus pada bulan Mei; 2 kasus di bulan Juni; 1 kasus di bulan Juli; 8 kasus di bulan Agustus; 20 kasus pada September; dan 12 kasus pada Oktober 2022.

Baca juga: Menkes: Tingkat Kematian Gangguan Ginjal Akut Dekati 50 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com