Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PSSI Tak Ikut Konferensi Pers Usai Diperiksa Komnas HAM, Sebut Ada Kegiatan dengan FIFA

Kompas.com - 13/10/2022, 21:41 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochammad Iriawan alias Iwan Bule tak ikut dalam konferensi pers pasca pemeriksaan di Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Kamis (13/10/2022).

Rombongan PSSI yang diwakili Anggota Eksekutif Komite Sonhadji menyampaikan permohonan maaf karena ada kegiatan dengan FIFA.

"Yang pertama saya sampaikan bahwa ketum mohon maaf tidak bisa ketemu langsung dengan rekan-rekan sekalian karena beliau harus langsung menuju hotel mulia untuk bertemu tim dari FIFA," ujar Sonhadji, Kamis.

Sonhadji menjelaskan, agenda Iwan Bule tidak bisa ditinggal karena harus menyelesaikan pekerjaan gugus tugas yang baru dibentuk untuk penyelesaian tragedi Kanjuruhan.

Baca juga: Ketua Umum PSSI Iwan Bule Penuhi Panggilan Komnas HAM Terkait Tragedi Kanjuruhan

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Iwan Bule bersama timnya terlihat tiba di Kantor Komnas HAM pukul 15.00 WIB.

Kehadirannya untuk memberikan keterangan terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Namun, saat keluar, Iwan Bule tidak terlihat lagi bersama timnya dan hanya mengutus Sekjen PSSI Yunus Nusi, Anggota Eksekutif Komite Sonhajdi, Ketua Komisi Banding Markus dan Bambang Usadi sebagai Ketua Komisi Etik.

Selain mengucapkan permohonan maaf Iwan Bule, Sonhadji juga memaparkan beberapa keterangan yang disampaikan kepada Komnas HAM.

"Intinya adalah bahwa Komnas HAM mempertanyakan bagaimana hubungan PSSI, PT LIB kemudian Panpel. Kemudian bagaimana mekanisme penjadwalan hukuman, dan lain-lain, sampai dengan masalah adanya penembakan gas air mata," ujar Sonhadji.

Baca juga: PSSI soal Desakan Iwan Bule Mundur: Tidak Jantan

Ia juga menyinggung terkait masukan dari Komnas HAM agar penyelenggaraan sepak bola di Indonesia bisa berjalan dengan baik dan peristiwa Kanjuruhan tidak terjadi lagi.

"Tentunya banyak masukan yang disampaikan oleh beliau (Komisioner Komnas HAM) dan Komnas HAM dan juga kami menerima untuk kebaikan kedepan PSSI dan sepakbola Indonesia yang akan datang," katanya.

Sebagaimana diketahui, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema versus Persebaya pada Sabtu (1/10/2022).

Hingga Selasa (11/10/2022), tercatat 132 orang meninggal dunia. Sementara, ratusan korban lainnya luka ringan hingga berat.

Banyaknya korban yang jatuh diduga karena kehabisan oksigen dan berdesakan setelah aparat keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.

Baca juga: Iwan Bule Didesak Mundur Buntut Tragedi Kanjuruhan, Komite Wasit PSSI: Tak Harus Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com