Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Memaknai Pertemuan Batu Tulis

Kompas.com - 13/10/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Walhasil, muncullah slogan bahwa pilihan politik Jokowi adalah pilihan rakyat. Terkesan populis memang, tapi hal itu keluar dari strategi politik konvensional di mana seorang kandidat semestinya lahir dan diusung secara formal oleh Partai Politik.

Dan lebih dari itu, strategi ini memberi sinyal yang jelas bahwa suara Jokowi terkait siapa calon presiden yang ia inginkan memang tidak mendapat tempat di internal PDIP, sehingga Jokowi harus membuat kendaraan baru non konvensional untuk menampungnya.

Sementara di sisi lain, secara implisit terlihat bahwa PDIP semakin solid berbaris di belakang Megawati dan mulai eksplisit menyebutkan nama Puan sebagai kandidat penerima mandat dari Megawati.

Munculnya isu dewan kolonel dan narasi-narasi frontal dari beberapa politisi senior PDIP terhadap Partai Golkar, adalah bagian dari sinyal kuat yang menandakan bahwa tempat untuk Jokowi menjadi king maker atas Ganjar semakin sempit di dalam partai berlogo banteng moncong putih itu.

Munculnya dua jalur politik ini sangat krusial bagi PDIP di satu sisi dan bagi Jokowi di sisi lain.

Hingga hari ini, dari sinyal-sinyal dan gelagat-gelagat politik kedua kubu, belum terlihat titik irisannya.

Puan terus bergerilya politik dan semakin merapatkan barisan kader-kader partai, tanpa membuka ruang sedikit pun untuk Ganjar Pranowo terlibat di dalamnya.

Sementara Ganjar Pranowo semakin rajin mengintensifkan jalur-jalur komunikasi langsung dengan relawan dan calon pemilih, pun tanpa Puan di dalamnya.

Puan merawat mesin politiknya, sementara Ganjar Pranowo memelihara dengan baik bahan baku politiknya.

Dua jalur ini, bagaimanapun, adalah dua jalur yang mewakili gaya politik Jokowi dan Megawati.
Sehingga, rekonsiliasi, negosiasi, dan irisan hanya bisa terjadi di tangan Jokowi dan Megawati, bukan di tangan Puan atau Ganjar Pranowo.

Dan lebih dari itu, dua jalur tersebut bernilai penting bagi kedua kubu, baik untuk mencapai tujuan maupun sebagai alat tawar menawar.

Dengan kata lain, dalam hemat saya, pembicaraan tentang bagaimana mencari titik temu antara Puan dan Ganjar Pranowo bukanlah pembicaraan atributif pada pertemuan tempo hari di Batu Tulis Bogor.

Bahkan boleh jadi, itulah sebenarnya yang menjadi topik utama, karena menyangkut persatuan dan kesatuan PDIP di satu sisi, keharmonisan politik antara Jokowi dan Megawati di sisi lain, yang keduanya terkait dengan stabilitas dan soliditas politik nasional jelang tahun 2024.

Karena itu, perpaduan kedua jalur tersebut akan menjadi kunci kemenangan PDIP tahun 2024.

Bersatunya mesin politik partai, relawan Jokowi dan Ganjar Pranowo, serta topangan elektabilitas Ganjar Pranowo yang tinggi akan menjadi kekuatan politik yang sangat ditakuti tentunya.

Bahasa lainnya, meninggalkan Jokowi dan Ganjar Pranowo, dari perspektif manapun, nampaknya akan sangat merugikan PDIP sendiri.

Pun hal yang sama akan terjadi jika Jokowi dan Ganjar mengalami "deadlock politik" dengan PDIP, lalu berjalan dengan kendaraan lain. Lagi-lagi PDIP nampaknya akan menjadi pihak yang paling dirugikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Hindari Sanksi Berat dari Pemerintah Arab Saudi, Komisi VIII Minta Jemaah Haji Nonvisa Haji Segera Pulang

Hindari Sanksi Berat dari Pemerintah Arab Saudi, Komisi VIII Minta Jemaah Haji Nonvisa Haji Segera Pulang

Nasional
LIVE STREAMING: Jemaah Haji Indonesia Mulai Prosesi Wukuf di Arafah Hari Ini

LIVE STREAMING: Jemaah Haji Indonesia Mulai Prosesi Wukuf di Arafah Hari Ini

Nasional
Jumlah Jemaah Haji Indonesia Wafat Capai 121 Orang per Hari Ini

Jumlah Jemaah Haji Indonesia Wafat Capai 121 Orang per Hari Ini

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi 'Online' Dibentuk, Dipimpin Hadi hingga Muhadjir Effendy

Satgas Pemberantasan Judi "Online" Dibentuk, Dipimpin Hadi hingga Muhadjir Effendy

Nasional
Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten Barat Selalu Tolak Bantuan Warga, Merasa Dirinya Kaya

Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten Barat Selalu Tolak Bantuan Warga, Merasa Dirinya Kaya

Nasional
Tanggapan Pengamat Kebijakan Publik terhadap Terbitnya Perpres Nomor 42 Tahun 2024

Tanggapan Pengamat Kebijakan Publik terhadap Terbitnya Perpres Nomor 42 Tahun 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com