Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga Ungkap Alasan Bentuk KIB Lebih Awal: Koalisi di Menit Akhir Tidak Solid dan Optimal

Kompas.com - 11/10/2022, 16:17 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan alasan mengapa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dibentuk jauh-jauh hari sebelum Pemilu 2024.

Pembentukan KIB sejak awal, kata Airlangga Hartarto, agar koalisi yang dibangun bisa kuat dan solid.

"Berdasarkan pengalaman Partai Golkar, kami sudah mengikuti pembentukan koalisi di menit-menit terakhir dan itu tidak diikuti dengan solidaritas dari koalisi itu sendiri," kata Airlangga dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (11/10/2022).

Airlangga melanjutkan, jika koalisi dibentuk menit-menit akhir menjelang Pemilu, diyakini tidak berjalan optimal bagi partai politik yang tergabung di dalamnya.

Baca juga: Soal Pertemuan Puan-Airlangga, Pengamat: Relasi PDI-P-Golkar Rasional dan Objektif

Ia menjelaskan bagaimana pengalaman Golkar bergabung atau membentuk koalisi pada Pemilu 2004, 2009, 2014, dan 2019.

"Para tokoh senior Golkar meminta agar persiapan dilakukan lebih awal dan itu tentu banyak hal yang perlu disatukan, baik visi misi maupun kerja sama di level DPP, di pusat dan juga daerah termasuk provinsi kabupaten kota," ujarnya.

Oleh karenanya, ketua umum yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menilai pembentukan koalisi memerlukan sebuah mekanisme sendiri dan membutuhkan kegiatan bersama.

Di sisi lain, Airlangga menuturkan bahwa pembentukan KIB dilakukan demi menghindari politik identitas.

Baca juga: Nasdem Deklarasikan Anies Capres, Golkar Pilih Tetap Konsentrasi dengan KIB

Terkait tiket calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), Airlangga mengaku bahwa itu sudah disepakati KIB agar calon tersebut memiliki kiprah di partai.

Sejauh ini, menurut Airlangga, komunikasi yang dibangun antara KIB dan partai politik lain masih cair.

Termasuk, ia mengaitkan pertemuannya dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani pada Sabtu (8/10/2022).

"Jadi, komunikasi dengan partai politik termasuk dengan ketua-ketua umum dan kemarin dengan Ibu Puan juga tentu beliau mempunyai mandat untuk berkomunikasi dengan partai politik," kata Airlangga.

Baca juga: Bertemu Airlangga, Puan Ingin Kinerja Pemerintahan Jokowi 2 Periode Dilanjutkan

Sebelumnya diberitakan, tiga ketua umum partai politik yang tergabung dalam KIB menandatangani nota kesepahaman terkait dibentuknya KIB di Hutan Kota Plataran, Senayan, Jakarta, pada 4 Juni 2022..

Ketiga ketua umum partai politik itu yakni, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa.

"Malam ini menjadi malam yang bersejarah karena kami bertiga Partai Golkar, PAN, dan PPP menandatangani kerja sama dan kerja sama ini," kata Airlangga usai Penandatanganan Nota Kesepahaman, Sabtu.

Airlangga mengatakan, ditekennya nota tersebut menjadi awal dari perjalanan politik KIB.

Salah satu poin dalam kerja sama itu, menurut Airlangga, adalah KIB berupaya agar tak ada polarisasi tajam di masyarakat yang diakibatkan persaingan politik menjelang dan seusai pemilu.

"Kita sesuai dengan judul koalisi ya bersatu dan tentu kepentingan utama adalah rakyat," ujarnya.

Baca juga: Bertemu Puan di Monas, Airlangga: Dibangun Bung Karno, Diresmikan Pak Harto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com