Sebagai informasi, selain menjalin kerja sama soal pembangunan IKN Nusantara, Indonesia dan UEA turut menjalin kerja sama di tingkat global, salah satunya memperkuat multilateralisme dan pendekatan kolaboratif dalam mengatasi masalah-masalah global.
Sedangkan untuk fungsi pengawasan, Indonesia dan UEA juga menjalin kerja sama dalam penanganan perubahan iklim melalui proyek bersama dalam pengembangan hutan mangrove serta penguatan kerja sama di bidang industri pertahanan dalam bidang kendaraan tempur.
Tak hanya itu, dalam meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, diharapkan dukungan tersebut berjalan lancar dan memberi kemakmuran dalam pendirian School of Future Studies di Indonesia.
Baca juga: Puan Maharani Dorong Perdamaian Ukraina dengan Rusia
Selain menjalin pertemuan bilateral bersama dengan United Emirated Arab (UEA), Indonesia juga menjalin pertemuan bilateral bersama dengan Australia.
Dalam pertemuan tersebut, Puan Maharani bersama dengan Ketua DPR Australia Milton Dick membicarakan mengenai kerja sama dalam pembangunan IKN Nusantara dengan infrastruktur ramah lingkungan.
“Saya menyambut dengan baik jalinan kerja sama antara Indonesia dan Australia yang siap bekerja sama dalam pengembangan IKN Nusantara dan mendorong implementasinya,” ujar Puan.
Selain itu, dalam kerja sama itu, Australia juga menawarkan program antisipasi perubahan iklim atau climate change dan berharap kerja sama yang berada di bawah kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese berharap bisa lebih mengeratkan, khususnya antara Kalimantan Timur dan Australia.
“Saya begitu mengapresiasi kunjungan kenegaraan PM Anthony ke Bogor dalam rangka Annual Leaders Meeting pada Juni 2022 lalu serta mengonfirmasi kehadiran PM Australia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) di Bali dan pemberian beasiswa di bidang prioritas G20,” ungkap cucu Proklamator RI Bung Karno itu.
Lebih lanjut, ia menyatakan kegembiraannya dengan hubungan bilateral Indonesia-Australia yang semakin kuat dan solid.
Ia juga mengingatkan Australia merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia pascaproklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
“Hubungan bilateral ini diharapkan akan terus diperkuat lagi sejak dideklarasikannya Indonesia-Australia sebagai mitra strategis pada Agustus 2018,” ucapnya.
Menurut Puan, penguatan hubungan tersebut semakin didukung dengan penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA) pada Maret 2019.
Adapun jalinan tersebut guna menambah kuota working holiday visa menjadi 5.000 peserta per tahun, penambahan dana senilai 470 juta dollar Australia untuk program bantuan pembangunan resmi Australia, serta program ketahanan pangan.
“Saya juga mengapresiasi dukungan pendanaan climate and infrastructure senilai 200 juta dollar Australia sebagai bentuk tindak lanjut Indonesia-Australia Joint Statement on Cooperation on the Green Economy and Energy Transition,” katanya.