Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Satu dari Tiga Penderita Diabetes Berisiko Terkena Retinopathy

Kompas.com - 06/10/2022, 12:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut satu dari tiga penderita diabetes berisiko terkena salah satu penyakit gangguan penglihatan, yaitu retinopathy.

Adapun retinopathy diabetic adalah penyakit yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah pada jaringan di belakang mata (retina). Gula darah yang kurang terkontrol, yang biasanya diderita oleh orang dengan diabetes menjadi faktor risiko mengidap penyakit ini.

Baca juga: Hindari Makanan-Minuman Manis Berlebih, Kemenkes Ingatkan Risiko Obesitas dan Diabetes

Gejala retinopathy adalah pandangan kabur, gelap, kesulitan memahami warna, hingga menyebabkan kebutaan.

"Retinopathy meningkat seiring dengan meningkatnya kasus diabetes. Diperkirakan satu dari 3 penderita diabetes berisiko terkena retinopathy," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam seminar mata sehat secara daring, Kamis (6/10/2022).

Maxi menuturkan, retinopathy adalah salah satu penyebab kebutaan di Indonesia. Penyebab lainnya yang menjadi paling dominan adalah katarak, diikuti oleh kelainan refraksi, dan glaukoma.

Sementara itu berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi diabetes meningkat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dari sebesar 1,5 permil pada 2018 menjadi 2 permil pada 2018.

Maxi bilang, penderita diabetes yang menjadi salah satu penyakit tidak menular (PTM), tak lepas dari pengaruh modernisasi.

Baca juga: Cegah Bahaya Diabetes, Anggota DPR Minta Pemerintah Kontrol Ketat Konsumsi Makanan dan Minuman Manis

Saat ini, banyak kelompok masyarakat yang mengonsumsi makanan cepat saji (fastfood) hingga merokok sehingga mengakibatkan obesitas, darah tinggi, hingga diabetes.

"Akhirnya juga ikut berdampak pada kesehatan mata. Berdasarkan hal tersebut, penduduk berusia di atas 18 tahun yang mengalami diabetes meningkat. Data 2018 juga menunjukkan bahwa memang kasus diabetes itu meningkat," tutur Maxi.

Oleh karena itu, kata Maxi, peningkatan penderita diabetes mampu meningkatkan penderita gangguan penglihatan.

Berdasarkan Hasil survey Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan Balitbangkes di 15 provinsi pada tahun 2014 dan 2016, angka kebutaan di Indonesia mencapai 3 persen.

Dari angka tersebut, katarak merupakan penyebab tertingginya, yakni sekitar 81 persen. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara dengan tingkat kebutaan tertinggi di ASEAN.

Baca juga: Tak Hanya Diabetes, Ini 8 Penyakit akibat Konsumsi Gula Berlebihan

Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 1,6 juta orang yang mengalami kebutaan, dari total penduduk sekitar 262 juta jiwa, dan 6,4 juta masyarakat lainnya menderita gangguan penglihatan.

Jika ditotal, Indonesia masih memiliki 8 juta orang dengan gangguan penglihatan termasuk kebutaan.

"Anak-anak kita yang masih muda sudah ada gangguan refraksi, mungkin pengaruh juga karena di era teknologi pakai gadget yang susah dikendalikan," jelas Maxi.

Lebih lanjut Maxi menjabarkan, pencegahan dan penyembuhan gangguan penglihatan menjadi salah satu prioritas di berbagai negara di dunia. Sebab secara global, ada sekitar 2,2 miliar orang yang menderita penyakit ini.

Baca juga: Diabetes Hantui Masyarakat Indonesia, Menkes Minta Kurangi Minuman dan Makanan Berkadar Gula Tinggi

Dari angka 2,2 miliar, sebanyak 1 miliar penderita gangguan penglihatan seharusnya dapat dicegah dan dikendalikan.

Tak heran, dunia termasuk Indonesia memiliki target untuk meningkatkan pencegahan dan pengobatan secara optimal sebesar 30 persen untuk kelainan refraksi, dan 40 persen untuk katarak pada 2030.

"Kita tahu bersama bahwa mata sehat adalah target bersama. Setiap mata adalah jendela bagi setiap insan untuk melihat dunia, menghindar dari bahaya, dan berkarya dengan sebaik-baiknya, modalnya mata sehat. Oleh karena itu gangguan penglihatan harus kita cegah dan hindari," sebut Maxi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com