Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disentil PDI-P, PSI Tak Merasa Perlu Bicara ke Megawati soal Deklarasi Capres Ganjar

Kompas.com - 05/10/2022, 06:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai, partainya tak harus bicara dulu dengan PDI Perjuangan, khususnya ketua umum Megawati Soekarnoputri, soal dukungan buat Ganjar Pranowo maju sebagai calon presiden (capres 2024).

Pasalnya, deklarasi PSI hanya menyampaikan hasil jajak pendapat soal pencapresan. Hasil jajak pendapat itu ternyata memunculkan nama Ganjar sebagai sosok yang paling diinginkan sebagai capres.

"Saya rasa tidak perlu (bicara dulu ke PDI-P). Ini kan polling publik," kata Grace kepada Kompas.com, Selasa (4/10/2022).

Baca juga: PSI Deklarasikan Ganjar Capres 2024

Grace menerangkan, nama Ganjar terpilih sebagai sosok yang didukung PSI melalui jajak pendapat forum rembuk rakyat. Jajak pendapat itu sudah dimulai sejak Februari lalu.

PSI, kata Grace, akan berupaya maksimal mendorong pencapresan Ganjar kendati Gubernur Jawa Tengah itu bukan kader partainya.

Grace menyebut, partainya belum mau berandai-andai mengenai langkah yang akan mereka tempuh seandainya Ganjar kelak tak diusung sebagai capres PDI-P atau partai-partai politik lainnya.

"Yang penting sekarang PSI akan berusaha sekuat tenaga dulu untuk mendukung Pak Ganjar. Hasilnya itu ada di tangan Yang Maha Kuasa," katanya.

Baca juga: Kontradiksi PSI: Siang Kritik Deklarasi Capres, Sore Umumkan Dukungan buat Ganjar

Adapun PSI mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 pada Senin (3/10/2022). Sementara, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, dideklarasikan sebagai cawapres.

Grace mengeklaim bahwa terpilihnya nama Ganjar merupakan hasil forum Rembuk Rakyat PSI yang sudah diselenggarakan sejak akhir Februari 2022.

Menurut PSI, Ganjar merupakan calon terbaik karena punya visi kebangsaan dan kebhinekaan yang sama dengan yang mereka perjuangkan.

"PSI juga melihat Mas Ganjar sebagai sosok paling pas untuk melanjutkan kerja-kerja yang selama ini sudah dilakukan Pak Jokowi dalam memajukan Indonesia," kata Grace Natalie, dalam konferensi pers daring, Senin.

Langkah PSI ini sempat disentil oleh PDI-P, partai yang kini menaungi Ganjar. Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Bambang Wuryanto mengibaratkan Ganjar seperti seorang anak yang dipinang oleh orang lain.

"Kalau kamu punya anak, kemudian anakmu mau saya pinang, aku ngomong sama kamu enggak?" kata pria yang akrab disapa Bambanf Pacul itu saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2022).

Baca juga: PDI-P Sindir PSI yang Deklarasikan Ganjar Jadi Capres: Ngomonglah Sama Ketum, Begitu Loh, Bos!

Bambang menekankan, jika seseorang hendak meminang anak orang lain, maka orang tersebut harus bicara lebih dahulu ke orangtuanya.

Oleh karenanya, kata dia, PSI seharusnya bicara ke Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sebelum mendeklarasikan Ganjar sebagai capres.

"Iya ngomong. Pakailah. Ngomonglah sama Ketum. Begitu loh, Bos," ucap Bambang.

"Kau cobalah tanya pada hatimu sendiri. Kau tanya pada hatimu sendiri, kira-kira kayak gitu pantas apa enggak? Kan begitu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com