Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Pangkogabwilhan II Meninggal Dunia | KPK Belum Akan Jemput Paksa Lukas Enembe

Kompas.com - 05/10/2022, 05:15 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar meninggalnya Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II (Pangkogabwilhan II) Marsekal Muda Novyan pada Senin (3/10/2022) berada di puncak berita terpopuler.

Novyan baru mendapat promosi jabatan dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dari Kepala Staf Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas) menjadi Pangkogabwilhan II.

Baca juga: Pangkogabwilhan II Marsekal Muda Novyan Samyoga Meninggal Dunia

Selain itu, berita tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyatakan tidak sulit menjemput paksa Gubernur Papua Barat Lukas Enembe berada di posisi kedua terpopuler.

Menurut KPK, mereka mesti memperhitungkan dampak lain seperti gejolak di masyarakat Papua jika melakukan langkah itu.

1. Pangkogabwilhan II Marsekal Muda Novyan Samyoga Meninggal Dunia

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II (Pangkogabwilhan II) Marsekal Muda Novyan Samyoga meninggal dunia, Senin (3/10/2022).

Kabar duka ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah.

“Iya betul (meninggal dunia), mohon doanya,” kata Indan melalui pesan singkat, Senin malam. Indan sendiri belum merinci penyebab meninggalnya Novyan.

Sebagai informasi, Novyan merupakan perwira tinggi TNI Angkatan Udara bintang dua.

Belum lama, Novyan baru mendapat promosi jabatan dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dari Kepala Staf Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas) menjadi Pangkogabwilhan II.

Baca juga: Pangkogabwilhan II Marsda Novyan Samyoga Meninggal Dunia, Ini Sepak Terjangnya

Saat itu, Novyan menggantikan Marsekal Madya Imran Baidirus yang menjadi perwira tinggi Markas Besar TNI Angkatan Udara dalam rangka pensiun.

Dalam riwayat jabatan kemiliterannya, jebolan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1989 ini pernah menduduki posisi strategis di lingkungan TNI.

Pada 2015-2016, Novyan mengemban posisi Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I dan Komandan Lanud Adisutjipto pada 2018-2019.

Selanjutnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara pada 2018-2019 dan Wakil Komandan Jenderal Akademi TNI pada 2019.

Baca juga: Panglima TNI Promosikan Marsda Novyan Samyoga Jadi Pangkogabwilhan II

Lalu Wakil Inspektur Jenderal TNI pada 2019-2020, Panglima Komando Operasi Angkatan Udara III pada 2020-2021, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional pada 2021-2022, dan terakhir Kepala Staf Koopsudnas.

2. KPK Akui Tak Sulit Jemput Paksa Lukas Enembe, tapi...

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengakui, tak sulit bagi KPK untuk menjemput paksa Gubernur Papua Lukas Enembe dengan mengerahkan segala kekuatan yang ada.

Namun, Alex menegaskan, KPK harus mempertimbangkan secara matang opsi tersebut supaya tidak terjadi kerusuhan akibat penjemputan paksa terhadap Lukas.

"Tentu bukan persoalan sulit untuk mengambil paksa dengan mengerahkan segala kekuatan, tapi itu tadi, ada risiko yang tentu harus kami hitung di sana," kata Alex dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022).

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (19/9/2022).(KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA) Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (19/9/2022).
Oleh karena itu, Alex menyatakan, KPK masih mengedepankan pendekatan kooperatif agar Lukas kooperatif memenuhi panggilan KPK untuk diperiksa sebagai tersangka.

Dia mengatakan upaya persuasif itu telah disampaikan KPK melalui kuasa hukum Lukas maupun kapolda dan panglima daerah militer di Papua.

Ia menegaskan, KPK akan tetap menghargai kesehatan Lukas dengan memfasilitasi pemeriksaan kesehatan sebelum Lukas diperiksa.

Alex pun memastikan, jika Lukas benar sakit, maka KPK akan memfasilitasi pengobatan Lukas di Jakarta hingga dinyatakan siap menjalani pemeriksaan sebagai tersangka.

Baca juga: Lukas Enembe Minta Berobat ke Singapura, KPK: Indonesia Tak Kurang Dokter yang Ahli

"Kalau memang sakit betul nanti dibawa ke RSPAD, ke dokter paling hebatlah di sini dan kita bantarkan kalau memang yang bersangkutan itu harus dirawat di rumah sakit," ujar Alex.

Sebelumnya, Lukas telah dua kali dipanggil KPK, yakni pada 12 dan 26 September. Namun, Lukas tidak memenuhi panggilan itu dengan alasan sakit.

Sementara itu, rumah Lukas di Jayapura dijaga sejumlah massa. Di sisi lain, Mabes Polri telah menyiagakan 1.800 personel di Papua untuk menunjang kebutuhan KPK jika memang diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com