Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Investigasi Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com - 03/10/2022, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRESIDEN Joko Widodo meminta investigasi tragedi Kanjuruhan dilakukan secara mendalam sampai ke akar, hingga ditemukan pihak yang harus bertanggung jawab atas tragedi ini.

Presiden juga memerintahkan untuk segera dilakukan investigasi secepat mungkin dan harus ada yang bertanggung jawab.

Pernyataan ini mengandung tuntutan agar investigasi dapat berjalan sesuai harapan dan tentu saja sebuah investigasi yang dapat dipertanggung jawabkan.

Menilik lebih jauh dari pemberitaan yang beredar, maka banyak indikasi pelanggaran aturan yang terjadi berkait dengan tragedi Kanjuruhan.

Konon katanya penggunaan gas air mata yang tidak dibenarkan oleh FIFA, permohonan memajukan waktu pelaksanaan pertandingan yang diabaikan, sampai kelebihan kapasitas penonton yang masuk ke dalam stadion.

Merujuk kepada permintaan Presiden untuk sebuah investigasi mendalam sampai ke akar, maka penyelidikan benar-benar harus dilakukan secara menyeluruh dan tuntas.

Harus dapat diuraikan sejauh mana pelanggaran aturan yang terjadi dan oleh siapa atau pihak mana.

Penyelenggara pertandingan, pihak keamanan, aparat pemerintah daerah dan Kepolisian pasti akan menjadi obyek utama investigasi.

Tidak mudah untuk mencapai kesimpulan bahwa siapa yang benar-benar bersalah sehingga harus menanggung akibat pertanggungjawaban terhadap melayangnya demikian banyak nyawa para korban.

Mungkin harus bisa diuraikan seberapa besar presentasi kesalahan para pihak yang berkontribusi sehingga terjadi musibah mengerikan ini.

Yang pasti para pihak memiliki andil masing-masing dari kesalahan yang dilakukan sehingga terakumulasi menjadi tragedi Kanjuruhan yang mengenaskan itu.

Merunut arus penyelidikan tentang penyebab terjadinya musibah memang harus diawali sejak dari hulu hingga ke hilir apabila ingin memperoleh hasil yang tuntas.

Ini adalah sebuah tantangan tersendiri bagi instruksi Presiden dalam menangani tragedi Kanjuruhan.

Persoalan utama di sini adalah siapa atau pihak mana yang berwenang atau diberi kewenangan melaksanakan proses investigasi ini.

Investigasi yang akan dilakukan harus benar-benar memperoleh data dan fakta mengenai apa saja peraturan dan prosedur yang telah dilanggar, oleh pihak mana saja dan apa sebabnya.

Seluruh masyarakat Indonesia menantikan hasil yang benar-benar obyektif dalam proses investigasi penyebab terjadinya tragedi Kanjuruhan.

Harapan yang tentu saja besar sekali agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di masa datang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com