Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Ungkap Puan Belum Dapat Arahan Temui AHY

Kompas.com - 30/09/2022, 20:37 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mengungkapkan bahwa Ketua DPP PDI-P Puan Maharani belum mendapat arahan untuk menemui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Adapun Puan mendapat misi khusus dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk melakukan safari politik dengan mengunjungi semua partai politik.

"Belum ada arahan," ujar Pacul saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (30/9/2022).

Baca juga: Soal Rencana Pertemuan dengan Puan Maharani, Airlangga: Tunggu Saja

Pacul bahkan mengaku kesulitan menjawab saat ditanya perihal keinginan Partai Demokrat yang mau bertemu dengan PDI-P.

Namun demikian, dia mengatakan, Megawati memang memerintahkan Puan untuk mengunjungi semua partai politik.

"Agak susah jawabnya. Tapi kan perintahnya enggak pernah dicabut Ketua Umum ke Mbak Puan, bahwa beliau diminta bertemu para ketua partai, kan gitu," tuturnya.

"Bahwa kemudian AHY sebagai ketua partai menawari seperti itu, ya sah-sah saja," sambung Pacul.

Baca juga: Kriteria Cawapres Puan Maharani Jika Maju sebagai Capres 2024

Sementara itu, Pacul mengungkapkan PDI-P akan bertemu dengan Partai Golkar dalam waktu dekat ini.

Setelah Golkar, kata Pacul, masih banyak partai lain yang akan dikunjungi PDI-P.

"(Dalam waktu dekat bertemu) dengan Golkar," ucap Pacul.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan, partainya akan menyambut rencana pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca juga: Saat Puan Maharani Turun ke Sawah dan Tandur Padi Maju

 

Diketahui, saat ini situasi politik antara PDI-Perjuangan dengan Partai Demokrat tengah memanas, menyusul adanya dugaaan kecurangan yang akan muncul saat Pemilu 2024 mendatang.

"Namanya perbedaan dalam dunia politik sudah biasa perdebatan. Kemudian, hubungan kadang dingin, kadang panas ya itu dunia politik," kata Herman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Dia menambahkan, jika kemudian kedua partai saling mempertahankan prinsip masing-masing, hal itu juga merupakan hal yang wajar.

"Tapi, di tengah itu, silahturahmi politik, kemudian komunikasi politik juga menjadi hal yang baik di mata publik," ujarnya.

Di sisi lain, ia mengingatkan bahwa AHY sebelumnya juga pernah menemui Puan.

Oleh karenanya, komunikasi antara Puan dan AHY tetap perlu dijaga.

Baca juga: Politikus PDI-P Yakin Pertemuan Puan dan Demokrat Tak Bahas soal Dugaan Kecurangan Pemilu 2024


Lebih lanjut, Herman berpandangan bahwa pertemuan antaran Puan dan AHY menunjukkan soal pentingnya demokrasi.

"Bahwa, demokrasi itu jangan dianggap sebuah pertandingan yang kita selalu berseberangan yg selalu bermusuhan," jelasnya.

"Tapi, pertandingan ada saatnya bertanding, ada saatnya juga kita menunjukkan kepada publik juga selesai pertandingan itu, selesai juga persoalannya," sambung Herman.

Diketahui, dalam safari politik PDI-P, Puan telah menemui sejumlah ketua umum partai politik.

Di antaranya seperti Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com