Sebagiannya juga digunakan untuk kebutuhan operasional pribadi para pemegang uang di konsorsium ini.
Saya mendapatkan laporan keuangan dua bulan, yakni Oktober dan November 2021 lalu.
Atas hal ini, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyebutkan bahwa data ini bukan kabar bohong.
"Ini bukan Hoaks," ungkap Sugeng kepada Saya.
Sugeng meminta Kapolri segera menelusuri kebenaran hal ini. Menurut Sugeng, penelusuran soal ini bukanlah hal sulit.
Pasalnya, PPATK telah mengumumkan aliran dana judi online saja, jumlahnya Rp 155 triliun per tahun. Tentu hal ini dibarengi dengan aliran-aliran dana yang sudah dipetakan oleh PPATK.
Mengenai laporan keuangan konsorsium demikian, menurut Sugeng, sudah terbuka lebar dan mudah untuk menelusurinya.
Sejauh ini, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, saat ditanyakan soal perkembangan kasus Konsorsium 303, juga terkait pembelian tiket pesawat jet pribadi ke Jambi oleh sejumlah Polisi dalam kasus Ferdy Sambo, mengatakan masih dalam pendalaman.
“Itu bagian daripada, dari timsus ya, khususnya dari Wabprof ya,” tutur Dedi kepada wartawan di Gedung TNCC, Senin (19/9/2022).
Jika kita kupas kasus Sambo ini, maka ada tiga klaster kasusnya. Pertama, kasus pembunuhan berencana yang memang terus berjalan dan menuju ke Pengadilan.
Kedua, upaya sejumlah oknum Polisi yang hendak menghapus jejak pembunuhan Yosua, atau yang dikenal dengan kasus Obstruction of Justice, juga masih terus berjalan.
Ketiga, kasus konsorsium judi yang disebut adanya Kerajaan Sambo yang melindungi sejumlah kegiatan ilegal, seperti judi online hingga narkoba. Hal ini yang sampai saat ini belum ada perkembangan berarti.
Tak ada kata lain Polisi haruslah mengungkap tuntas tanpa batas. Terlalu mahal jika ada segelintir oknum yang dilindungi, tapi merusak marwah institusi.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!