Alasannya, SBY menerima informasi bakal ada upaya kecurangan pada gelaran Pemilu 2024. Hasto menanggapi pernyataan SBY dengan mengungkapkan bahwa kecurangan justru terjadi pada Pemilu 2019.
Salah satu kecurangan yang terjadi adalah manipulasi daftar pemilih tetap (DPT) di Pacitan, Jawa Timur.
Baca juga: Aksi Saling Sindir dalam Perseteruan Rutin Partai Demokrat dan PDI-P
"Ada yang bisa menunjukkan berbagai skema kecurangan pada saat Pemilu 2009 kalau memang mau didalami lagi," ungkap Hasto.
Sinyal restu PDI Perjuangan untuk pencapresan Pemilu 2024 tampak kian condong ke Puan Maharani. Sebaliknya, Ganjar Pranowo, kader PDI-P lain yang selama ini juga digadang-gadang sebagai capres, seolah semakin terpinggirkan.
Terbaru, terungkap bahwa ada sejumlah kader PDI-P yang mengupayakan pencapresan Puan dengan membentuk kelompok bernama Dewan Kolonel.
Kelompok itu diinisiasi oleh kader PDI-P Johan Budi sekitar 2-3 bulan lalu. Anggotanya, kader PDI-P lainnya seperti Utut Adianto, Bambang Wuryanto, Hendrawan Supratikno, hingga Masinton Pasaribu.
Pembentukan Dewan Kolonel ini telah direstui oleh Puan sendiri. Dewan ini membawa misi meningkatkan elektabilitas Puan di seluruh daerah pemilihan hingga mengantarkan Ketua DPR RI itu ke gerbang pencapresan.
Baca juga: Soal Pembentukan Dewan Kolonel, Puan: Sah-sah Saja jika Didasari Gotong Royong
"Kalau bahasanya Pacul (Bambang Wuryanto) kan bagaimana mewangikan Mbak Puan di dapil kita masing-masing," kata anggota Fraksi PDI-P Trimedya Panjaitan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2022).
Terkait pencapresan, sejak lama PDI-P diterpa isu persaingan antara Puan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar, sebagaimana survei berbagai lembaga, disebut memiliki elektabilitas besar. Elektabilitasnya bersaing dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, berkejaran di urutan puncak.
Namun begitu, PDI-P tampak keberatan. Berkali-kali dia disindir oleh elite partainya sendiri. Bambang Pacul pernah menyebut Ganjar keterlaluan karena berambisi maju sebagai capres.
Baca juga: Respons Soal Dewan Kopral Bentukan Relawan Ganjar, Ketua Fraksi PDI-P: Boleh-boleh Saja
"(Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar)," kata Bambang, 22 Mei 2021.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno berpandangan cukup berisiko bagi PDI-P mengusung Puan sebagai capres lantaran elektabilitasnya tak seberapa.
Dalam survei berbagai lembaga, elektabilitas Puan hanya berada di kisaran satu persen.
"Cukup berisiko bagi PDI-P kalau memang memaksakan Puan maju di tengah elektabilitasnya yang tidak naik secara signifikan," kata Adi kepada Kompas.com, Senin (19/9/2022).
Menurut Adi, waktu yang tersisa selama beberapa bulan ke depan sebelum pendaftaran capres akan dimanfaatkan PDI-P untuk mati-matian meningkatkan elektabilitas Puan.
"Kalau elektabilitas Puan naik, PDI-P pasti akan memaksakan Puan sebagai kandidat capres," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.