Menurut MAH, pria tersebut menyatakan akan angkat tangan jika dia telah berhubungan dengan polisi. Kemudian, kepada pria itu, MAH mengaku memiliki hubungan dengan Bjorka.
Selang satu hari kemudian, MAH diciduk Cyber Mabes Polri. Saat itu, ia sedang membantu berjualan es di Dusun Pintu, Desa Dagangan, Kecamatan Dagangan, Madiun, pada 14 September sore.
“Pas dia mau ambil HP itu, saya cerita saya ada hubungan dengan Bjorka ke orang itu,” kata MAH.
Kepada awak media, MAH kemudian mengaku menjual channel Telegram untuk setoran kredit sepeda motor.
Menurut MAH, gaji dari menjual es hanya Rp 750.000 per bulan. Uang tersebut tidak cukup untuk membayar cicilan.
Selain itu, uang hasil menjual akun tersebut digunakan untuk membayar utang orangtuanya.
“Uang hasil penjualan channel itu saya gunakan untuk membayar angsuran sepeda motor Rp 800.000 dan membantu orantua saya,” kata MAH pada Sabtu (17/9/2022).
Baca juga: Aksi Hacker Bjorka Dinilai Peringatan Supaya Hati-hati Menjaga Data
MAH mengungkapkan, ia menjual akun @bjorkanism pada 10 September dengan nilai Rp 100 dollar AS. Pembayaran itu dilakukan dengan Bitcoin.
Meski demikian, MAH mengaku perbuatan tersebut tidak benar.
"Saya memang salah karena memberi itu dan memberi sarana Bjorka untuk ngepost,” kata MAH.
Terpisah, pakar kompetensi keamanan siber I Made Wiryana mengatakan, menelusuri jejak hacker tidak secepat sebagaimana digambarkan di dalam film.
Menurutnya, dalam banyak kasus aparat sudah menduga seorang hacker berada di Amerika Serikat. Namun, belakangan terungkap pelaku berada di Jerman Timur.
“Seringkali orang pikir menelusuri jejak orang itu cepat seperti di film. Artinya oh ada sesuatu seminggu ketahuan. Di dunia segitu tidak pernah terjadi seperti itu,” ujar Wiryana dalam dialog Rosianna Silalahi yang tayang di Kompas TV.
Menurutnya, penegak hukum membutuhkan waktu untuk menentukan bukti-bukti dalam menetapkan seseorang sebagai hacker.
Proses ini, kata dia, bisa berlangsung cepat atau lama. Adapun pernyataan pemerintah yang mengaku telah mengidentifikasi Bjorka, menurutnya masih berada di tahap proses.
“Mungkin seolah olah bisa gagal. Jadi itu normal sekali di dalam penelusuran pelaku yang masuk ke dalam sistem,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.