Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuhnya Pesawat Latih TNI AL dan Momentum Evaluasi Tata Kelola Alutsista

Kompas.com - 08/09/2022, 08:17 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim SAR TNI Angkatan Laut terus berupaya mencari keberadaan kerangka pesawat latih jenis Bonanza G-36 T-2503 yang diduga jatuh di Selat Madura, tepatnya di wilayah perairan antara Bangkalan dan Gresik, Jawa Timur, Rabu (7/9/2022).

Pesawat yang dipiloti Letnan Satu Laut (P) Judistira Eka Permady dan kopilot Letnan Dua Laut (P) Dendy Kresna Bhakti dilaporkan hilang kontak usai lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya, dengan rute Sub-(Armada) Loc Area-Sub, pukul 08.45 WIB.

Pesawat produksi Amerika Serikat itu terbang dalam rangka melaksanakan latihan antiserangan udara atau Air Defense Exercise (Adex) Siaga Armada II bersama dengan unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di jajaran Komando Armada II.

Baca juga: Saat Pesawat Latih TNI AL Bonanza Jatuh di Selat Madura...

Dalam latihan tersebut, pesawat Bonanza disimulasikan sebagai unit penyerang dengan skema antiserangan udara.

Namun sekitar 10 menit setelah lepas landas, pesawat tersebut dilaporkan hilang kontak di antara Bangkalan dan Gresik, pukul 08.55 WIB.

“Pesawat tersebut mengalami gangguan kemungkinan, jatuh ke laut dan tenggelam,” kata Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut Laksamana Muda Dwika Tjahja Setiawan dalam konferensi pers di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Jakarta, Rabu sore.

Setelah menerima laporan pesawat Bonanza hilang kontak, Koarmada II langsung bergerak cepat dengan mengerahkan 7 KRI, 1 pesawat CN-235, 2 Helikopter, 2 Kapal Angkatan Laut (KAL), 2 Tim Kopaska, dan 2 tim penyelam untuk melaksanakan misi pencarian.

Baca juga: Baru Selesai Pemeliharaan, Pesawat Bonanza TNI AL yang Jatuh Masih Laik Terbang

Dari pencarian ini, Tim SAR TNI AL menemukan lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat Bonanza.

Di sekotar titik lokasi, sonar kapal TNI AL juga menangkap siluet wujud pesawat Bonanza yang berada di kedalaman laut sekitar 10-15 meter.

“Hasil yang dilihat dari layar monitor sonar adalah bentukan hanya siluet pesawat,” kata Dwika.

Nasib penerbang belum pasti

Seiring dengan temuan siluet tersebut, TNI AL belum bisa memastikan nasib dua penerbang pesawat Bonanza tersebut.

Dwika mengatakan, tangkapan sinar sonar kapal TNI AL tidak secara detail menggambarkan mengenai kondisi kru pesawat.

“Untuk kondisi pilot juga masih belum bisa kita pastikan,” terang dia.

Selain itu, Tim SAR TNI AL dalam pencariannya juga terkendala cuaca di sekitar lokasi jatuhnya pesawat. Cuaca dilaporkan dalam kondisi hujan.

Baca juga: Pencarian Jatuhnya Pesawat Latih Bonanza TNI AL Terkendala Cuaca

Meski demikian, kata dia, Tim SAR TNI AL tetap berupaya sesegera mungkin untuk menemukan kerangka pesawat, termasuk dua penerbangnya.

“Sesuai perintah Bapak KSAL, secepat mungkin kita akan melakukan evakuasi,” tegas dia.

Penyebab belum diketahui

Dwika juga mengatakan bahwa penyebab jatuhnya pesawat belum bisa diketahui. Penyebab itu baru bisa diketahui setelah pesawat ditemukan dan diangkat ke daratan untuk dilakukan investigasi.

“Penyebab kecelakaan pesawat itu masih kita dalami karena kita akan menurunkan tim investigasi setelah pesawat itu bisa ditemukan kemudian kita angkat,” katanya.

Baru selesai pemeliharaan

Dwika mengungkapkan, pesawat Bonanza yang jatuh telah bergabung ke dalam jajaran TNI AL sejak 2013.

Diketahui, sebelum jatuh pesawat Bonanza baru saja selesai menjalani pemeliharaan pada 22 Agustus 2022. Dengan demikian, pesawat tersebut pada saat jatuh dinilai masih dalam kondisi laik terbang.

Baca juga: Pesawat Latih Bonanza TNI AL yang Jatuh Didesain Tanpa Kursi Lontar

“(Pesawat) relatif masih sangat layak karena baru saja melaksanakan pemeliharaan pada 22 Agustus 2022,” ucap Dwika.

Dwika juga mengungkapkan bahwa pesawat Bonanza didesain tanpa kursi lontar. Mengingat, pesawat Bonanza tergolong sebagai pesawat transport atau pesawat ringan.

“Sehingga memang secara desain tidak dilengkapi kursi lontar,” kata Dwika.

Evaluasi tata kelola alutsista

Sementara itu, hasil investigasi jatuhnya pesawat Bonanza T-2503 diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dan TNI Angkatan Laut dalam tata kelola alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut tata kelola tersebut baik terkait pengadaan, penggunaan, pemeliharaan maupun pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam pengelolaan alutsista.

Baca juga: Kronologi Jatuhnya Pesawat Latih TNI AL, Bermula dari Latihan Antiserangan Udara

“Sehingga bisa menjadi pembelajaran dan insiden serupa dapat diantisipasi agar tidak terulang,” kata Fahmi dalam keterangan tertulis.

Fahmi menyadari bahwa pembenahan tata kelola alutsista secara menyeluruh bukan sesuatu yang hasilnya bisa dirasakan dengan cepat.

Dalam tata kelola alutsista, kata dia, pemerintah dan TNI pada dasarnya tak bisa hanya bicara mengenai belanja alutsistanya saja.

Tetapi juga harus memperhatikan mengenai logistiknya, perawatan dan pemeliharaan alatnya, termasuk juga personelnya.

Menurutnya, perawatan berkaitan dengan kesiapan alutsista untuk tampil dan digunakan sewaktu-waktu.

“Setidaknya ada dua aspek perawatan yaitu aspek fisik mekanik dan sistem elektronik,” ujar dia.

Baca juga: Pesawat Bonanza TNI AL Tenggelam di Kedalaman 10-15 Meter di Selat Madura

Sedangkan, terkait pemeliharaan berkaitan dengan kemampuan alutsista untuk berfungsi optimal dan efektif dalam pengoperasiannya.

Dalam hal pemeliharaan, juga terdapat dua aspek juga, yaitu pemeliharaan rutin dan berkala.

Ia mengatakan pemeliharaan rutin dilakukan dengan latihan menggunakan alutsista, mulai dari satuan terkecil hingga latihan-latihan militer gabungan untuk memastikan alutsista selalu siap tempur dan kompetensi personel pengguna tetap terjaga.

Sedangkan pemeliharaan berkala dilakukan untuk memastikan perangkat-perangkat alutsista selalu dalam kondisi laik.

“Dan segera dapat dilakukan reparasi jika ada indikasi gangguan yang berpotensi mengganggu atau untuk mengoptimasi kinerja alusista,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com