Kepemimpinan perempuan di banyak negara sudah banyak teruji dalam mengatasi berbagai permasalahan, termasuk juga di Indonesia. Para kepala daerah perempuan telah berhasil melakukan banyak terobosan untuk progresivitas daerahnya.
Hasil survei yang dilakukan Kedaikopi mestinya dapat menjadi peta awal siapa-siapa saja capres perempuan yang layak diberikan dukungan oleh partai politik. Meskipun dari beberapa nama yang muncul masih fluktuatif tetapi nama-nama yang muncul dapat menjadi acuan dalam waktu dekat.
Dengan komunikasi politik yang masih acak, tidak ada salahnya partai politik atau gabungan partai politik dapat mengusung calon presiden perempuan yang tidak hanya ada satu nama. Sebab, partai politik menjadi kunci penting untuk mendorong dan membuka kesempatan seluas-luasnya dan selebar-lebarnya untuk melahirkan kandidat calon presiden perempuan.
Penulis meyakini bahwa partai tidak kekurangan kader perempuan yang berkualitas. Tunjukkan bahwa inklusivitas pemilu, kesetaraan, keadilan bukan hanya sekedar wacana belaka tetapi harus menjadi implementasi serius untuk ditindaklanjuti oleh partai politik sebagai perwujudan bahwa demokrasi ini hadir tidak meninggalkan kaum perempuan.
Buktikan bahwa situasi politik hari ini memang ramah perempuan. Riset yang dilakukan oleh Westminster Foundation for Democracy (WFD) yang bekerja sama dengan Global Institute for Women Leadership King’s College menunjukkan ada hubungan atau korelasi positif antara kepemimpinan perempuan dan perbaikan kualitas demokrasi.
Riset tersebut dikaji lebih dari 500 penelitian empiris di berbagai negara. Hal ini membutktikan bahwa demokrasi tidak hanya ditandai perhelatan elektoral rutin selama lima tahun saja, tetapi juga menjadi bagian dari sistem nilai untuk membangun suatu sistem politik yang berdasarkan pada prinsip-prinsp kebebasan, dan kesetaraan untuk semua orang (Meyer, 2020).
Baca juga: Kualitas Demokrasi Filipina versus Korea Selatan, Mengapa Begitu Timpang?
Indonesia sangat mungkin menuju ke arah sana selama ada political will yang kuat dari partai politik.
Tentu saja capres yang diusung oleh partai politik yakni perempuan yang memiliki track record baik, memiliki kapasitas dan kapabilitas yang membuat demokrasi kita semakin sehat, bukan malah sebaliknya membuat demokrasi kita semakin terpuruk.
Menghadirkan representasi capres perempuan tidak hanya untuk inklusivitas pemilu tetapi juga menjadi kekuatan altermatif demokrasi yang bersih dan efektif. Meski memang kita perlu sadari bahwa nama-nama perempuan yang layak jadi capres juga masih sangat terbatas.
Untuk itu, ke depan partai politik perlu berupaya melakukan kaderisasi secara sistematik dan berkesinambungan. Partai dinilai optimal menjalankan kewajibannya tatkala mampu menghadirkan calon pemimpin perempuan berkulitas dan berintegritas ke publik, bukan yang memiliki popularitas tetapi mengaburkan kapasitas.
Fungsi kaderisasi di internal partai sangat penting untuk mengedepankan spirit perubahan dan transformasi generasi yang semakin terbuka agar tidak menghambat kader perempuan untuk ikut berkontestasi secara sehat dan beradab di kepemimpinan nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.