Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Neni Nur Hayati
Direktur Eksekutif Democracy and Electoral Empowerment Partnership

Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia. Anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menimbang Capres Perempuan di Pilpres 2024

Kompas.com - 06/09/2022, 14:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HASIL survei terbaru yang dirilis Direktur Eksekutif Kedaikopi, Kunto Adi Wibowo, terkait dengan “Survei Opini Publik pada Pemimpin Perempuan” sangatlah menarik. Bagi penulis, survei ini dapat menjadi antitesis atau survei alternatif dari survei lain yang disuguhkan kepada publik, yang kerapkali mengarah pada kandidat calon presiden laki-laki.

Hasil survei tersebut menyebutkan, penerimaan publik terhadap presiden perempuan meningkat signifikan, dari 34,2 persen di bulan November 2021 menjadi 55,5 persen di Agustus 2022.

Hal itu tentu menjadi angin segar, artinya masyarakat sudah semakin terbuka dengan pemimpin perempuan karena kepemimpinan perempuan di tingkat nasional mampu mengatasi permasalahan yang terjadi di Indonesia.

Baca juga: Survei KedaiKOPI: Mayoritas Responden Enggan Memilih Capres Perempuan

Satu hal yang menarik dari survei itu adalah elektabilitas Puan Maharani meningkat dibandingkan dengan survei lain ketika yang dieksplorasi adalah pertanyaan terkait dengan kepemimpinan perempuan. Puan dipandang sebagai pemimpin perempuan yang potensial menjadi calon presiden.

Dari hasil survei tersebut, sekitar 50 persen responden senang Puan Maharani menjadi presiden.

Isu perempuan di pemilihan presiden ini kemunculannya memang terbilang langka. Sejak pemilihan presiden secara langsung digelar pada tahun 2004 di Indonesia, hanya Megawati Soekarnoputri yang menjadi capres.

Selain Puan, dari hasil survei terdapat juga perempuan yang dipandang layak oleh responden menjadi capres yakni Megawati Soekarnoputri 0,7 persen, diikuti Susi Pudjiastuti 0,6 persen, Khofifah Indar Parawansa 0,6 persen, Tri Rismaharini 0,5 persen dan Sri Mulyani 0,3 persen.

Perlu diakui, kemunculan tokoh perempuan yang masuk dalam bursa capres memang masih minim. Hal ini menggambarkan bahwa capres perempuan masih sulit untuk dipilih oleh masyarakat dibandingkan dengan capres laki-laki.

Komitmen partai politik

Berdasarkan data Global Gender Gap Report yang dirilis World Economic Forum pada Maret 2021, Indonesia berada pada peringkat 101 dari 156 negara yang dilakukan pengukuran dengan skor 0,688. Adapun indikator yang jadi pengukuran adalah aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, ketahanan dan pemberdayaan politik.

Skor Indonesia untuk pemberdayaan politik sendiri adalah 0,164 atau berada di peringkat 92 dunia.

Hal itu tentu menjadi paradoks tatkala kehadiran dan partisipasi perempuan dalam proses elektoral seperti pemilih perempuan yang mencapai 96.538.965 atau setara dengan 50,08 persen pada Pemilu 2019.

Baca juga: 9 Pemimpin Perempuan Dunia Ini Dinilai Sukses Atasi Krisis Covid-19 di Negaranya

Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 menunjukkan bahwa jumlah pemilih perempuan lebih besar dibandingkan dengan jumlah pemilih laki-laki 96.231.646 atau 49,92 persen. Tidak hanya itu, pemilih perempuan juga tercatat yang paling banyak memberikan hak pilihnya di tempat pemungutan suara (TPS), yaitu sejumlah 51,43 persen pada Pilpres 2019.

Inilah alasan mengapa tokoh perempuan penting untuk tampil sebagai pemimpin nasional dalam ajang pilpres.

Penulis meyakini bahwa kehadiran perempuan sebagai calon presiden akan lebih mewarnai pemilu dengan gagasan, terobosan, inovasinya dalam menjawab seluruh permasalahan kebangsaan. Perempuan memang perlu dihadirkan secara langsung yang tidak bisa diwakilkan untuk memastikan terwujudnya inklusivitas dalam pemilu.

Tentu saja calon presiden yang dimunculkan juga harapannya tidak hanya satu. Kehadiran perempuan bukan hanya sekedar penggugur kewajiban belaka tetapi jauh lebih substantif dari itu yakni sebagai upaya mewujudkan kepemimpinan perempuan yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com