Dengan kenaikan tersebut, harga premium naik dari Rp 6.800 menjadi Rp 7.300 per liter.
Lalu, harga solar meningkat dari Rp 6.400 menjadi Rp 6.900 per liter.
Baca juga: Alasan Jokowi Tetap Naikkan Harga BBM meski Mengaku Pilihan yang Sulit
Pada penghujung 2015, harga dua jenis BBM itu diturunkan. Harga premium turun dari Rp 7.300 menjadi Rp 7.150 per liter.
Sementara, harga solar turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.950 per liter.
Membuka tahun 2016 tepatnya pada 5 Januari, pemerintah kembali menurunkan harga premium dan solar.
Harga premium turun dari Rp 7.300 menjadi Rp 6.950 per liter. Sementara, harga solar turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.650 per liter.
Tiga bulan setelahnya yakni 1 April 2016, harga premium dan solar kembali turun.
Harga premium turun dari Rp 6.950 menjadi Rp 6.450. Lalu, harga solar turun dari Rp 5.650 menjadi Rp 5.150 per liter.
Baca juga: Harga BBM Resmi Naik Hari Ini, Jokowi: Ini Pilihan Terakhir Pemerintah
Selama 2018, harga pertalite naik sebanyak dua kali. Pada 20 Januari 2018, Jokowi menaikkan harga pertalite menjadi Rp 7.600 per liter.
Lalu, pada 24 Maret 2018 harga pertalite kembali naik menjadi Rp 7.800 per liter.
Memasuki pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua, harga pertalite turun pada 5 Januari 2019.
Saat itu, Jokowi yang didampingi Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden menurunkan harga pertalite menjadi Rp 7.650 per liter.
Belum lama ini tepatnya 1 April 2022, Jokowi menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis pertamax.
Angkanya naik cukup signifikan di kisaran Rp 3.000, dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500-13.000 per liter.
Terbaru, 3 September 2022, Jokowi menaikkan harga tiga jenis BBM yakni pertalite, solar, dan pertamax. Rincian harganya yakni: