Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Trauma di Balik Ketenangan Bharada E Jalani Rekonstruksi Kasus Brigadir J

Kompas.com - 01/09/2022, 21:48 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses rekonstruksi kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J pada Selasa (30/8/2022) lalu yang disiarkan melalui streaming Polri TV turut memperlihatkan kehadiran Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

Dia merupakan orang pertama yang ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara itu oleh penyidik tim khusus Polri.

Saat dilihat dari siaran langsung itu, kondisi Bharada E terlihat tenang saat menjalani proses rekonstruksi.

Akan tetapi, sang kuasa hukum, Ronny Talapessy, justru mengungkap kondisi kliennya yang sebenarnya.

Baca juga: Komnas HAM Sebut Bharada E Tampak Tenang dan Percaya Diri Saat Rekonstruksi di Duren Tiga

Trauma

Ronny mengatakan, Bharada E memperlihatkan tanda-tanda trauma saat tiba di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Rumah dinas itu menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Brigadir J.

Awalnya, Bharada E memeragakan rekonstruksi di Magelang dan Jalan Saguling. Kemudian, barulah pindah ke rumah Sambo di Duren Tiga setelah rehat sejenak.

Hari sudah beranjak siang saat proses rekonstruksi di Duren Tiga.

Bharada E juga memperagakan bagaimana dia tiba di rumah dinas itu dengan diantar mobil Sambo.

Saat tiba di TKP, Bharada E langsung masuk ke dalam rumah.

Adegan penembakan oleh Bharada E terhadap Brigadir J dalam proses rekonstruksi di rumah dinas Ferdy Sambo di kompleks Polri Duren Tiga, Selasa (30/8/2022).Tangkap layar streaming YouTube Polri TV Adegan penembakan oleh Bharada E terhadap Brigadir J dalam proses rekonstruksi di rumah dinas Ferdy Sambo di kompleks Polri Duren Tiga, Selasa (30/8/2022).

Ronny seharian penuh mendampingi Bharada E dalam menjalani proses rekonstruksi sejak awal hingga akhir.

Dalam rekonstruksi itu Bharada E juga didampingi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Di ruang tengah rumah dinas itu, Bharada E memperagakan adegan bagaimana dia menerima perintah dari Sambo sehingga akhirnya melakukan penembakan terhadap Brigadir J.

"Memang situasi dari klien saya ini adalah ketika kemarin masuk di rumah TKP memang sedikit trauma ya," ujar Ronny saat ditemui di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (1/9/2022) dini hari.

Baca juga: Merujuk Keterangan Bharada E, LPSK Sebut Sambo Ikut Tembak Brigadir J

Tangan Bharada E bergetar saat masuk TKP

Ronny mengaku mendampingi Bharada E dengan mengikuti rekonstruksi hingga ke garasi rumah. Di situ, Bharada E bergetar.

Tidak hanya itu, Bharada E juga bergetar saat adegan rekonstruksi tiba di momen penembakan Brigadir J.

"Kita kan sekarang dalam proses pendampingan ini kan kita ada psikiater juga. Waktu di TKP setelah melakukan reka penembakan itu klien saya sempat duduk itu tangannya gemetar," kata Ronny.

Posisi sulit

Ronny menyatakan dia memahami kondisi kliennya yang harus menjalani rekonstruksi dan kembali ke TKP pembunuhan.

Menurut dia tidak mudah bagi kliennya memperagakan ulang adegan penembakan terhadap rekannya yang juga sesama ajudan Sambo.

"Ini posisi yang tidak gampang. Karena tadi saya sampaikan, ini orang yang selalu dia ketemui setiap hari, kemudian satu tempat tidur," ujar Ronny

"Itu sulitlah. Kita bisa bayangkan," lanjut Ronny.

Baca juga: Sebelum Penembakan, Ferdy Sambo Marah ke Brigadir J dan Teriak ke Bharada E untuk Eksekusi

Saat melihat kliennya trauma ketika menjalani rekonstruksi, Ronny menyatakan hanya bisa memberikan motivasi untuk tetap tegar.

Dia berupaya membuat kondisi kliennya tetap tenang dan stabil.

"Mata (Bharada E saat rekonstruksi) selalu lihat saya. Jadi saya harus yakinkan, 'Kamu bisa. Kamu harus pertahankan BAP kamu. Karena ini adalah untuk kepentingan kamu. Kamu harus tunjukkan supaya nanti kamu bisa mendapatkan keringanan'," ucap Ronny.

Dalam kasus penembakan ini, lima orang sudah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Bharada E.

Selain Bharada E, tersangka lainnya adalah Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (istri Ferdy Sambo), Bripka Ricky Rizal (ajudan Ferdy Sambo), dan Kuat Ma'ruf (asisten rumah tangga Ferdy Sambo).

Adapun kelima tersangka kini disangkakan perbuatan pembunuhan berencana dan dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Baca juga: Pemeran Pengganti Peragakan Adegan Bharada E, LPSK: Sejak Awal Kami Usulkan

Ancaman pidananya maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara selama-lamanya 20 tahun.

Empat dari lima tersangka sudah ditahan oleh pihak kepolisian. Hanya Putri Candrawathi yang hingga kini belum ditahan.

Bharada E saat ini ditahan di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Dia juga mendapat perlindungan dari LPSK karena permohonannya untuk menjadi saksi pelaku (justice collaborator) disetujui.

(Penulis : Adhyasta Dirgantara | Editor : Dani Prabowo, Bagus Santosa)

Farah Chaerunniza Ronny Talapessy sebut Bharada E trauma saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com