Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Polisi Dimutasi, ISESS: Getol saat Disorot, kalau "Baik-baik Saja" Belum Tentu Ada Penertiban

Kompas.com - 01/09/2022, 18:48 WIB
Syakirun Ni'am,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fungsi pengawasan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri dalam mengontrol internal internal kepolisian disebut tidak dijalankan secara konsisten.

Pengamat Kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mengatakan, saat ini Propam aktif menindak anggotanya yang tersandung berbagai pelanggaran karena Polri tengah menjadi sorotan.

“Tidak konsisten. Saat ini karena untuk mengembalikan citra dan kepercayaan publik, mereka (Propam) getol melakukan tindakan penertiban personal,” kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/9/2022).

Baca juga: Eks Kapolresta Bandara Soetta Kombes Edwin Dipecat karena Terima Uang dari Narkoba

Sebagaimana diketahui, hampir dua bulan terakhir korps Bhayangkara menjadi sorotan publik karena kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Belakangan, mencuat isu adanya Konsorsium 303 atau jaringan mafia judi online yang melibatkan sejumlah perwira tinggi Polri termasuk Sambo.

Menurut Bambang, saat Polri tidak menjadi sorotan seperti sekarang, maka tidak ada kepastian bahwa sistem kontrol terhadap internal kepolisian berjalan.

“Tapi dalam kondisi yang ‘baik-baik’ saja, tak ada sistem yang bisa memastikan penertiban itu berlangsung,” ujar Bambang.

Baca juga: Polda Metro Copot Kasat Narkoba Polres Jaksel karena Tidak Profesional Jalankan Tugas

Bambang mengatakan, penindakan kasus judi maupun pelanggaran pidana lain yang dilakukan personel Polri menjadi ‘pekerjaan rumah’ (PR) bagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Ia mendesak agar anggota Polri yang melakukan tindak pidana tidak diancam melainkan harus dijatuhi hukuman pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).

“Tak perlu ancaman-ancaman lagi. Sekaligus proses pidana umum bila menyangkut pelanggaran pidana,” tuturnya.

Baca juga: Eks Kapolresta Bandara Soetta Kombes Edwin Terima Duit Narkoba Rp 7,3 M

Ia mengatakan Polri membutuhkan sistem manajemen kontrol yang ketat untuk memantau personel mereka.

Pengawasan tersebut harus tetap berjalan meskipun personel yang bertanggung jawab diganti.

Jika tidak ada sistem pengawasan yang ketat kata Bambang, penanganan pelanggaran anggota kepolisian akan dilakukan secara tebang pilih.

“Pengungkapan kasus seolah tebang pilih, atau cuma membersihkan level bawah dan tetap tak menyentuh level atas yang sebenarnya adalah mindcrime nya,” ujar Bambang.

Seperti diketahui, sejumlah polisi dicopot dari jabatannya. Tak hanya terkait kasus Brigadir J, tapi juga kasus-kasus lainnya.

Baca juga: Pejabat Polda Metro Dimutasi dan Ditangkap, Ada yang Salah Gunakan Wewenang hingga Tidak Profesional...

Halaman:


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com