Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Pesan 2.000 Vaksin Cacar Monyet dari Denmark

Kompas.com - 30/08/2022, 16:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memesan vaksin cacar monyet (monkeypox) sebanyak 2.000 dosis dari Bavarian Nordic, Denmark.

Hal ini diungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (30/8/2022).

"Dari vaksinasi kita sudah memesan vaksinnya 2.000 dosis dari Bavarian Nordic dibantu dengan KBRI Denmark, karena ini ada vaksin monkeypox di sana," kata Budi dalam RDP.

Baca juga: Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Pengawasan di Bandara Soekarno-Hatta Diperketat

Selain vaksin, Indonesia dalam proses pemesanan obat Tecovirimat dari Amerika Serikat (AS) dan akan mendapat donasi obat Cidovovir dari Singapura.

"Karena tidak fatal cukup dengan obat-obatan biasa, ini dipastikan jangan sampai mereka terjadi secondary infection dan RS rujukan sudah kita persiapkan untuk bisa menangani monkeypox," ucap Budi.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril menyatakan, pengadaan dan pengedaran vaksin cacar monyet (monkeypox) masih dalam tahap penjajakan.

Adapun pengadaan dan peredaran vaksin cacar monyet memerlukan dua tahap persiapan.

Sebelum didistribusikan, vaksin tersebut harus mendapat rekomendasi dari Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

Lalu, vaksin harus mendapat rekomendasi atau izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga: Cara Cacar Monyet Menyebar dan Bagaimana Menghindarinya

Adapun hingga kini, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) belum memberi anjuran apapun terkait vaksinasi cacar monyet secara massal.

"Kita lagi penjajakan. Kalau memang nanti ternyata berkembang, kita sudah menyiapkan itu," kata Syahril saat menghadiri peresmian Gedung PB IDI di Jakarta, Selasa (30/8/2022).

Di sisi lain, Satgas Cacar Monyet Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) tengah berkonsolidasi dan mempersiapkan rekomendasi lanjutan yang berfokus pada tata laksana pemilihan indikasi pemberian vaksinasi dan antivirus.

Ketua Satgas Cacar Monyet PB IDI Hanny Nilasari SpKK menyatakan, rekomendasi bakal diberikan kepada Kemenkes untuk memilih vaksin yang terbaik.

Namun, hingga kini, belum ada rekomendasi yang diberikan satgas.

Baca juga: Orang Kelahiran Sebelum Tahun 1980 Disebut Kebal Cacar Monyet, Ini Kata IDI

Jenis vaksin yang tengah dikaji adalah vaksin generasi kedua dan generasi ketiga. Vaksin smallpox generasi kedua meliputi ACAM1000 dan ACAM2000.

Sementara itu, generasi ketiga meliputi modified vaccinia Ankara Product Bavarian Nordic, Imvanex (Eropa), Imvamune (Kanada), Jynneos (USA), LC16m8 produksi Kaketsuken Jepang.

"Vaksin generasi pertama itu memang tidak diindikasikan, sehingga sekarang yang sedang dalam kajian kami adalah vaksin generasi kedua dan generasi ketiga. Dan tentunya vaksin ini bisa mengakomodasi untuk seluruh populasi yang memang kontak erat," ujar Hanny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com