"Memang yang fatal ada dua, yaitu di dada dan di kepala. Itu yang buat meninggal," kata dia.
Baca juga: Otopsi Ulang, Tim Forensik Sebut Jari Brigadir J Patah akibat Tersambar Peluru
3. Jari putus
Meski pihak keluarga sebelumnya sempat menduga ada penganiayaan terhadap Brigadir J, tim forensik memastikan bahwa luka di tubuh Yosua seluruhnya diakibatkan karena tembakan.
Terkait luka-luka lain seperti jari yang rusak, Ade menyebutkan, itu merupakan luka bekas trajektori atau lintasan anak peluru yang menyerempet jari.
Menurut Ade, ada dua jari Brigadir J yang terserempet anak peluru, yakni jari kelingking dan jari manis tangan kiri.
"Kalau bahasa awamnya mungkin tersambar," kata dia.
4. Otak berpindah ke perut
Tim forensik juga menjawab ramainya kabar yang menyebutkan otak jenazah Brigadir J berpindah ke perut.
Menurut Ade, ada sejumlah pertimbangan ketika jenazah yang sudah melalui proses otopsi akan ditransportasikan.
Baca juga: Tim Forensik Bantah Ada Kuku Brigadir J yang Dicabut Paksa
Namun demikian, Ade memastikan, tak ada organ tubuh yang hilang dari jenazah Yosua.
"Semua tindakan otopsi, organ-organ itu akan dikembalikan ke tubuhnya," ujar Ade.
"Namun memang harus ada pertimbangan-pertimbangan baik itu misalnya adanya bagian-bagian tubuh yang terbuka, sehingga pada saat jenazah itu akan ditransportasikan akan dilakukan pertimbangan-pertimbangan seprti itu," jelasnya.
5. Kuku dicabut
Terkait tudingan keluarga bahwa kuku Brigadir J sempat dicabut paksa, tim forensik memastikan bahwa itu tak terbukti.
"Enggak, enggak, kuku dicabut enggak sama sekali," kata Ade.
Ade hanya mengatakan, ada dua jari jenazah Brigadir J yang rusak karena terkena anak peluru.
Ade pun memastikan bahwa pihaknya bekerja independen dalam melakukan otopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J.
Dia juga mengatakan, tak ada tekanan terhadap tim dokter forensik dalam menjalankan tugas.