Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Ungkap Ada Jenis Cacar Monyet yang Fatal, Indonesia Termasuk yang Mana?

Kompas.com - 22/08/2022, 13:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal jenis cacar monyet yang menyebar di dunia, yakni jenis yang fatal dan jenis yang tidak fatal.

Dia mengungkapkan, Kemenkes belum mengetahui jenis cacar monyet yang masuk ke Indonesia menyusul adanya seorang pria yang menderita cacar monyet pasca pulang dari luar negeri.

Namun, melihat penderita yang masih baik-baik saja, Budi meyakini bahwa cacar monyet yang masuk ke Indonesia adalah jenis yang tingkat fatalitasnya rendah.

"Sekarang sudah kita genome sequencing, kita belum tahu ini variannya yang mana, tapi kalau kita lihat dia (penderita) masih fine-fine (baik-baik) saja, itu harusnya bukan yang fatal," kata Budi dalam konferensi pers Health Working Group (HWG) ke-3 secara virtual, Senin (22/8/2022).

Baca juga: Sudah Masuk Indonesia, Bagaimana Melindungi Diri dari Monkeypox?

Budi menjelaskan, dua tipe cacar monyet tersebut berasal dari Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Biasanya kata Budi, cacar monyet yang menyebar di Eropa dan Indonesia adalah jenis yang ringan alias jenis dengan tingkat fatalitas rendah.

Oleh karena itu dia mengimbau masyarakat dan tenaga medis tidak perlu khawatir berlebihan. Utamanya ketika tetap patuh pada protokol kesehatan, menjaga diri dan badan, serta tidak bersentuhan fisik dengan penderita.

Menurut Budi, penularan melalui kontak fisik ini bisa dihindari. Sebab, penderita cacar monyet akan lebih mudah dikenali dengan adanya bintik-bintik merah di sekujur tubuh.

"Perawatannya saya bilang ke teman-teman tidak usah terlalu khawatir karena fatalitasnya rendah masuk ke rumah sakit. Dan meninggalnya bukan gara-gara virusnya ini, tapi gara-gara secondary infection yang terjadi karena infeksi di kulit," jelas Budi.

Baca juga: Menkes: Orang Kelahiran 1980 ke Bawah Terproteksi dari Cacar Monyet

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan temuan kasus cacar monyet atau monkepox pertama di Indonesia, Sabtu (20/8/2022).

Kasus ini ditemukan di Jakarta pada seorang warga Indonesia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan, kasus pertama cacar monyet ini dialami oleh seorang laki-laki yang baru pulang dari perjalanan luar negeri.

Baca juga: Pemerintah Siapkan 10.000 Vaksin Cacar Monyet, Siapa yang Dapat?

Negara yang dikunjunginya termasuk dalam 89 negara dengan temuan kasus cacar monyet atau monkeypox pada tanggal 8 Agustus 2022.

Temuan kasus terkonfirmasi positif cacar monyet pertama di negara Indonesia ini merupakan temuan dari hasil deteksi dini yang dilakukan pasien tersebut.

“Laki-laki ini baru pulang dari bepergian luar negeri yang termasuk dari 89 negara yang sudah melaporkan kasus cacar monyet saat ini,” kata Syahril dalam Konferensi Pers (Konpers) Kemenkes, Sabtu (20/8/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com