Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian akibat Covid-19 Meningkat, Epidemiolog: Tanda Banyak Kasus Tak Terdeteksi

Kompas.com - 15/08/2022, 12:23 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kasus kematian akibat gelombang IV Covid-19 subvarian Omicron meningkat.

Ahli epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, peningkatan kasus kematian ini menandakan banyaknya kasus infeksi yang tidak terdeteksi. Hal ini memicu telatnya penanganan.

"Itu menandakan banyaknya kasus infeksi yang tidak terdeteksi. Banyaknya kasus infeksi di masyarakat yang tidak cepat ditemukan, tidak cepat dirujuk, tidak cepat mendapat penanganan yang tepat," ucap Dicky kepada Kompas.com, Senin (15/8/2022).

Baca juga: Simak Jadwal, Lokasi, dan Syarat Lengkap Vaksinasi Covid-19 di Kota Bekasi, 15 Agustus 2022

Dicky menduga, tingginya kasus kematian akhir-akhir ini juga terjadi lantaran infeksi sudah mengenai kelompok masyarakat yang rentan, yakni lansia dan pengidap penyakit komorbid.

Jika pemeriksaan dan pelacakan (testing dan tracing) tidak kunjung ditingkatkan, Dicky memprediksi situasinya akan memburuk.

"Jadi tingkat kematian adalah indikator telat dari suatu wabah sehingga menggambarkan ketelatan suatu respons Ini yang harus dipahami, artinya situasinya buruk atau bisa jadi memburuk," ucap Dicky.

Baca juga: Aturan Perjalanan Terbaru, Usia 6-17 Tahun Tidak Lagi Wajib Tunjukkan Hasil Tes Covid-19

Lebih lanjut, Dicky berujar, tingkat kematian saat ini kemungkinan belum mencapai puncak. Pasalnya, puncak kasus subvarian Omicron BA.5 diperkirakan terjadi pada akhir Agustus 2022. Kematian sendiri biasanya terjadi 2-3 minggu setelah korban terinfeksi virus.

Untuk mencegah tingkat kematian makin tinggi, Dicky mengimbau ahli kesehatan masyarakat di setiap level agar lebih berperan mengingatkan masyarakat.

Selain mengakses vaksinasi dosis lengkap, masyarakat perlu diingatkan untuk selalu memakai masker, mencuci tangan dengan air dan sabun, serta menjaga jarak.

Baca juga: Naik Kereta Api, Anak 6-17 Tahun yang Sudah 2 Kali Vaksin Tak Perlu Tes Covid-19

"Itu pentingnya peran dari pendekatan public health yang tepat. Kalau strategi atau kebijakan yang salah atau tidak tepat terlambat itu korbannya enggak akan satu dua (orang). Korbannya bisa ribuan, puluhan ribu, sampai jutaan," beber Dicky.

Sebagai informasi, pemerintah mencatat adanya penambahan 18 orang meninggal dunia akibat Covid-19, Minggu (14/8/2022). 

Jumlah kasus kematian hingga hari ini juga lebih besar dibanding dua minggu lalu atau tepatnya pada 31 Juli 2022. Pada 31 Juli lalu, jumlah pasien yang meninggal dunia bertambah 10 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com