JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bidang Penyelidikan dan Pengawasan M Choirul Anam mengatakan, pihaknya belum menerima data residu peluru atau Gunshot Residue (GSR) di tubuh Ferdy Sambo terkait kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat.
Data residu tersebut belum didapatkan dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri yang memeriksa hasil uji balistik.
"Tadi belum sampai ke sana (data residu tubuh Ferdy Sambo) yang dibilang sama Labfor," ujar Anam usai permintaan keterangan hasil uji balistik Puslabfor di Kantor Komnas HAM, Rabu (10/8/2022).
Baca juga: Komnas HAM Periksa Hasil Uji Balistik di Kasus Pembunuhan Brigadir J Selama 5,5 Jam
Anam mengatakan, Komnas HAM baru mengantongi dua data terkait residu uji balistik yaitu data residu di tubuh Brigadir J dan Bharada E atau Richard Eliezer.
"Plus juga residu yang ada di tubuhnya almarhum Yoshua maupun Bharada E," imbuh dia.
Data residu, kata Anam, sangat penting untuk mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J.
Anam menjelaskan, data residu bisa mengungkap rekam jejak tembakan terkait siapa yang menembak dan lokasi tembakan dilepas.
"Residu paling banyak di mana dan lain sebagainya, ya pentingnya itu ngecek residu," tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, Komnas HAM selesai memeriksa hasil uji balistik yang dilakukan Puslabfor Polri dalam waktu kurang lebih 5,5 jam.
Baca juga: Penetapan Ferdy Sambo Sebagai Tersangka Tak Ganggu Proses Penyelidikan Komnas HAM
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan, pemeriksaan hasil uji balistik tersebut cukup lama karena menjelaskan beberapa temuan yang berkaitan dengan penggunaan senjata api yang digunakan untuk membunuh Brigadir J.
Dari pemeriksaan tersebut didapatkan informasi terkait balistik seperti jumlah peluru yang sudah diperiksa di laboratorium.
Kemudian senjata yang digunakan yang sudah diserahkan ke penyidik dan dicocokkan dengan data-data lain semisal GSR (Gun Shoot Residue) atau residu hasil tembakan peluru.
"Jadi serbuk yang setelah ditembakkan itu muncul residunya termasuk disampaikan (Puslabfor) ke kami," papar Beka.
Baca juga: Komnas HAM Masih Menunggu Hasil Otopsi Kedua Brigadir J
Komnas HAM juga mendapat analisis laboratorium terkait metalurgi yang menjabarkan komposisi logam dari peluru yang digunakan.
"Jadi metalurgi ini adalah ilmu yang untuk menentikan komposisi logam dari peluru yang digunakan. Jadi itu lengkap kenapa kemudian prosesnya agak lama," imbuh Beka.
Namun, Beka tidak memberikan kesimpulan dari pemeriksaan uji balistik hari ini. Karena hasil pemeriksaan masih dalam proses pendalaman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.