"Forum tertawa-tawa itu forum antara ADC (aide-de-camp/ajudan) ya, sebelum kematian, lokasinya di Jakarta," kata Anam.
"Itu ngobrol nyantai begini dan tertawa-tawa, siapa yang tertawa? Termasuk J. Jadi kalau ini seolah-olah dibunuh dengan tertawa-tawa antara Magelang dan Jakarta sudah itu salah," ujar Anam.
Salah satu sumber Kompas.com yang memiliki bukti perihal ini juga membenarkan bahwa Brigadir J masih bercengkerama hangat dengan ajudan lain dalam waktu yang cukup singkat sebelum jam kematiannya.
Baca juga: Jenazah Brigadir J Akhirnya Dimakamkan secara Kedinasan
Kejadian soal tertawa-tawa ini, ucap sumber tersebut, terjadi di Jakarta, sebelum Brigadir J dan orang-orang Sambo menuju rumah dinas.
Beberapa saat kemudian, peristiwa penembakan kemudian terjadi di rumah dinas itu.
4. Kumpulkan data komunikasi di sekitar TKP
Anam mengatakan, Komnas HAM juga sudah mengumpulkan sejumlah data komunikasi yang terjadi di sekitar rumah dinas Sambo saat kejadian yang menewaskan Brigadir J.
Data komunikasi yang dikumpulkan informasi, terutama pada tanggal 8 Juli 2022 atau pada saat Brigadir J tewas setelah diduga terlibat aksi saling tembak dengan Bharada E di kediaman Sambo.
Baca juga: Kapolri: Hasil Otopsi Ulang Brigadir J Akan Disampaikan ke Publik
Menurut Anam, data mentah buangan ponsel (cell dump) itu dikumpulkan dari Base Transceiver Station (BTS) atau menara pemancar sinyal perangkat seluler.
"Jadi ditarik itu banyak banget nomer HP dan sebagainya di empat titik. Apa empat titiknya? Minggu depan kami akan jawab," kata Anam.
"Cell dump untuk menentukan HP-nya siapa di area mana. Signifikan sekali untuk saling melengkapi (temuan)," lanjutnya.
Data cell dump akan menjadi salah satu data penting untuk mendeteksi keberadaan seseorang yang diindikasikan dengan keberadaan ponsel, untuk kemudian diuji dengan data pembanding lain.
Baca juga: Pengacara Minta Hasil Otopsi Diserahkan ke Keluarga Brigadir J
Anam juga mengatakan bahwa Komnas HAM telah diberikan data mentah riwayat telepon (call data recorder).
Meskipun demikian, call data recorder tidak dapat menyediakan data isi percakapan.
"Jadi siapa menghubungi siapa atau siapa terhubung dengan siapa itu ada," kata dia.
Baca juga: Kapolri Minta Semua Pihak Ikut Awasi Penanganan Kasus Tewasnya Brigadir J
"Ada lagi mekanisme yang lain untuk mengecek hubungan tapi bukan GSM dengan GSM (seperti panggilan telepon via WhatsApp)," ungkap Anam.
(Penulis : Vitorio Mantalean | Editor : Diamanty Meiliana, Dani Prabowo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.