Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr Kurniasih Mufidayati
Anggota DPR-RI

Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Anggota DPR RI dan dosen.

Hari Anak Nasional 2022: Babak Baru Penanganan Stunting Pasca-pandemi

Kompas.com - 27/07/2022, 14:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jumlahnya meningkat pada tahun 2021 ketika pandemi covid-19 mencapai puncak-puncaknya.

Tidak hanya itu, pada beberapa daerah, anggaran untuk posyandu juga dikurangi cukup besar karena pelayanan posyandu banyak yang dihentikan.

Cakupan layanan konselling untuk pemberian makan bayi dan anak juga menurun 23,5 persen. Upaya antisipasi memang dilakukan melalui modifikasi layanan tele-konseling maupun kunjungan ke rumah. Namun cakupannya juga masih terbatas.

Di tengah pandemi covid-19 yang sedang meningkat, Presiden Jokowi menunjuk BKKBN sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting nasonal pada 25 Januari 2021.

Penananan stunting yang selama ini di bawah koordinator Kementerian Kesehatan dengan kebijakan berbasis pendekatan kesehatan, beralih ke BKKBN dengan pendekatan penanganan yang berbasis keluarga.

Pengalihan koordinator penanganan stunting tentunya membawa harapan besar untuk penanganan stunting yang lebih baik mengingat Kementerian Kesehatan selama ini sudah memiliki beban pekerjaan yang berat dengan berbagai persoalan di bidang kesehatan.

Belum lagi pandemi covid-19 yang masih berkepanjangan dan sempat menimbulkan dampak besar terhadap sistem dan fasilitas kesehatan di Indonesia.

Menanti keseriusan Pemerintah

Seiring dengan pengalihan koordinasi penanganan stunting, Presiden mencanangkan penurunan sebesar 2,7 persen per tahun.

Angka inipun sebetulnya masih belum bisa memenuhi target prevelensi stunting sebesar 14 persen akhir 2024.

Kebijakan penanganan stunting dibuat lebih terpadu dengan tidak hanya menyandarkan pada aspek kesehatan, namun juga pada pengelolaan sumber daya pangan, pemenuhan layanan dasar, akses air minum dan sanitasi dan aspek anggaran khususnya dana transfer ke daerah dan dana desa.

Melihat banyaknya tantangan yang dihadapi dan keinginan untuk melakukan intervensi kebijakan penanganan stunting yang lebih komprehensif, maka keseriusan dan komitmen pemerintah untuk melakukannya perlu dikawal.

Komitmen anggaran tentu saja menjadi yang utama karena akan menjadi penentu berjalannya pilar lain dalam penanganan stunting seperti pemenuhan pangan, layanan dasar kesehatan, air bersih dan sanitasi.

Faktanya dalam hal anggaran ini, belum terlihat secara eksplisit komitmen peningkatan anggaran dan kebijakan alokasi anggaran yang lebih tepat dan efektif untuk penanganan stunting.

Anggaran terkait penanganan stunting sebagian besar masih berada di Kementerian Kesehatan.

Hasil studi Badan Kajian DPR juga menemukan masih adanya ketidakefektifan dalam hal dana transfer ke daerah dengan tidak adanya korelasi positif antara nilai AKI dan AKB dengan besaran alokasi anggaran DAK Fisik kesehatan untuk penurunan AKI dan AKB.

Ada daerah dengan AKI dan AKB rendah yang mendapat prioritas anggaran DAK Fisik Kesehatan untuk penurunan AKI dan AKB.

Sebaliknya ada daerah yang memiliki AKI dan AKB tinggi, namun tidak memperoleh priortas anggaran DAK Fisik Kesehatan.

Pola prioritas alokasi anggaran ini juga tidak mengalami perubahan signifikan dari anggaran 2020 ke 2021. Ada enam provinsi dengan AKI tinggi dan 12 provinsi dengan AKB tinggi yang tidak mengalami prioritas anggaran DAK Fisik Kesehatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com