JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau para jemaah haji untuk tidak bepergian ke luar kota perhajian di Mekkah dan Madinah, Arab Saudi.
Imbauan ini mengacu pada larangan pemerintah kerajaan Arab Saudi.
Sesuai ketentuan pemerintah Arab Saudi, kota perhajian hanya terdiri dari dua kota, yakni Mekkah Al-Mukaramah dan Madinah Al-Munawaroh.
Baca juga: 2.805 Jemaah Haji Pulang Hari Ini, Berikut Jadwalnya...
Dengan begitu, Jeddah dan lain-lain bukanlah kota perhajian.
"Kami sampaikan larangan bepergian selain di kota perhajian. Kota perhajian adalah dua kota suci yaitu Makkatul Mukarramah dan Madinah Al Munawaroh," kata Kepala Biro Humas Data dan Informasi (HDI) Kementerian Agama (Kemenag), Akhmad Fauzi dalam konferensi pers, Selasa (19/7/2022).
Menurut Akhmad, bepergian ke selain kota perhajian bisa menimbulkan kerugian bagi para jemaah. Sebab, jemaah bisa saja tiba-tiba sakit atau kecelakaan saat berkunjung ke kota-kota tersebut, yang jauh dari pantauan regulator haji Indonesia.
"Oleh karena itu pemerintah mengimbau kepada seluruh Jemaah untuk tidak bepergian dengan alasan apapun keluar kota perhajian sebagaimana di atas," tutur Akhmad.
Baca juga: Kemenag: Bertambah 2, Total Jemaah Haji Wafat Capai 61 Orang
Adapun hingga Selasa (19/7/2022), jumlah jemaah haji yang sakit mencapai 113 orang.
Rinciannya, 26 orang dirawat di Rumah Sakit (RS) Arab Saudi dan 87 orang lainnya dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia.
Akhmad mengimbau para jemaah untuk menjaga kesehatan dengan memperhatikan waktu minum dan tata cara ibadah haji agar mereka tetap sehat hingga hari kepulangan.
Jemaah tidak perlu menunggu haus untuk minum, mengingat rata-rata suhu tertinggi di Mekkah mencapai 37 derajat celsius dan rata-rata suhu tertinggi di Madinah mencapai 40 derajat celsius.
Baca juga: Jemaah Haji Asal Sumbawa Meninggal karena Sakit
Akhmad juga meminta jemaah selalu memakai masker di ruangan, baik di tempat akomodasi atau hotel tempat menginap, di Masjidil Haram, maupun di Masjid Nabawi.
"Saat ini kondisi di Masjidil Haram masih cukup penuh dan dipadati oleh jemaah. Oleh karena itu, agar jemaah dapat menyesuaikan dengan mencari waktu yang tidak begitu padat apabila akan melaksanakan rangkaian ibadah haji," jelas Akhmad.
Baca juga: Skrining Kesehatan Kepulangan Jemaah Haji, Apa Saja Tahapannya?
Sebelumnya, Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan, dehidrasi karena cuaca terik menjadi salah satu pemicu jemaah haji jatuh sakit. Akibat cuaca panas tersebut, penyakit jemaah haji didominasi oleh batuk dan pilek.
Penyakit batuk pilek yang mendominasi penyakit jemaah juga disebabkan oleh faktor kelelahan. Sebab, ibadah haji didominasi oleh aktivitas fisik. Hal ini pula yang membuat penyakit komorbid jemaah rentan kambuh.
"Jadi bahwa kelelahan dan dehidrasi menjadi faktor penyebab utama timbulnya penyakit jemaah kita," tutur Budi beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.