Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Minta Pertamina Perbaiki Sistem Peringatan Dini Angkutan BBM

Kompas.com - 19/07/2022, 15:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VI DPR Amin AK meminta PT Pertamina (Persero) memperbaiki sistem peringatan dini terkait kondisi truk tangki bahan bakar minyak (BBM), berkaca dari kecelakaan maut di Jalan Alternatif Cibubur, Transyogi, Bekasi, yang merenggut korban jiwa.

Amin menyatakan, Pertamina dan anak perusahaannya, PT Pertamina Patra Niaga, tidak hanya harus bertanggung jawab atas keluarga korban kecelakaan, tetapi juga memeriksa kondisi seluruh angkutannya.

"Pertamina harus memperbaiki sistem peringatan dini atas kondisi angkutan truk tangki BBM agar kejadian serupa tidak berulang dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa lainnya," kata Amin kepada wartawan, Selasa (19/7/2022).

Baca juga: Pertamina Harus Lengkapi Standar Kompetensi Pengemudi Truk

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menjelaskan, perbaikan sistem peringatan dini dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem pengecekan dan pelaporan kondisi armada pengangkut BBM secara real time.

Ia menuturkan, melalui sistem itu, petugas dapat melaporkan hasil pengecekan kondisi secara digital langsung setelah pengecekan selesai.

"Sehingga, pusat pengendali armada, bisa mengatur dengan cepat mana armada yang laik jalan atau tidak. Kondisi rem blong bisa diantisipasi jika pengecekan dilakukan secara akurat dan dilaporkan secara real time," ujar Amin.

Baca juga: Truk Tangki Pertamina yang Kecelakaan di Transyogi Cibubur Sudah Dipindahkan

Ia mengingatkan, dengan kapasistas angkut hingga 32.000 liter, kondisi kendaraan pengangkut BBM harus selalu prima untuk memitigasi risiko kecelakaan.

"Akan sangat berbahaya jika kecelakaan semacam ini berulang, karena sangat sulit mengendalikan kendaraan dengan bobot sebesar itu," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan yang melibatkan truk tangki Pertamina dan sejumlah kendaraan lain terjadi di Cibubur pada Senin (18/7/2022).

Kecelakaan di Cibubur itu terjadi saat sopir truk Pertamina diduga menabrak sejumlah pengendara motor dan mobil yang tengah berhenti karena lampu merah. Persimpangan lampu merah itu berada di jalan menurun.

Baca juga: KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan Maut Truk Pertamina di Cibubur Mulai Hari Ini

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman menjelaskan, kendaraan bermuatan BBM menabrak kendaraan lain di dekat lampu lalu lintas Cibubur CBD.

"Struktur jalan menurun sepanjang 150-200 meter, di ujung ada lampu merah. Di situ saat lampu merah berhenti, kendaraan mendorong dari belakang," ujar Latif di lokasi kejadian.

Berdasarkan data yang dimiliki Latif Usman, terdapat 11 orang yang meninggal dunia dalam insiden kecelakaan maut tersebut.

"Data dari lapangan yang kami peroleh ada 11 orang meninggal dunia," ungkap Latif.

Para korban jiwa maupun luka kemudian dievakuasi petugas dari lokasi kejadian ke rumah sakit. Sebagian besar di antaranya dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com