JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI-P Rahmad Handoyo menyatakan, munculnya subvarian Omicron BA.2.75 di Indonesia harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak.
Kendati demikian, semua diminta tidak perlu panik menghadapinya.
"Fakta bahwa BA.2.75 sudah terdeteksi di Indonesia harus membuat kita lebih waspada dan berhati-hati,” kata Rahmad dalam keterangannya, Selasa (19/7/2022).
Dia menambahkan, varian BA.2.75 yang pertama kali terdeteksi di India pada Mei disebut penularannya lebih cepat dari varian BA.5.
Baca juga: Wamenkes: Ada Tiga Kasus Omicron BA.2.75, Semua Sederhana
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut Rahmad, mengkategorikan subvarian ini sebagai Variant of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring (LUM).
"Artinya, varian ini tengah diawasi secara ketat oleh WHO," ujarnya.
Rahmad menuturkan, varian BA.2.75 maupun BA.4 dan BA.5 tersebut, saat ini belum membebani rumah sakit.
Varian itu, nilai Rahmad, juga belum menunjukkan tanda-tanda lebih beresiko dibandingkan Delta dari data yang ada.
Namun, Rahmad menambahkan bahwa secara global, penularan Covid-19 masih sangat dinamis.
Bahkan, ia mencontohkan kasus di beberapa negara ada yang melampaui 100.000 kasus per hari.
“Artinya, meskipun saat ini kita masih terbilang landai, tapi kasus varian BA.4 dan BA.5 terus mengalami kenaikan," terangnya.
Politisi PDI-P itu menilai, kondisi seperti ini menuntut langkah cepat pemerintah pusat, pemerintah daerah, para epidemiolog dan seluruh elemen masyarakat untuk bergotong royong menghadapi Covid-19.
Semua langkah cepat itu dibutuhkan agar negara tidak kecolongan dengan masuknya subvarian Covid-19 baru di Indonesia.
Sebelumnya diberitakan, subvarian BA.275 telah terdeteksi di Indonesia.
Baca juga: Seputar Omicron BA.2.75, Centaurus yang Mulanya Mewabah di India
Hal tersebut dilaporkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kepada Presiden Joko Widodo.
"Kami juga meng-update ke Bapak Presiden, ada subvarian baru yang namanya BA.2.75 yang sekarang sudah beredar di India mulainya dan sudah masuk ke 15 negara, ini juga sudah masuk ke Indonesia," ujar Menkes dalam keterangan pers usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/7/2022).
Menkes Budi menambahkan, kasus subvarian BA.2.75 ini terdeteksi di dua lokasi, yakni Bali dan Jakarta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.