Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Puncak Kasus Covid-19, Satgas: Tunggu 2 Minggu Setelah PTM Dimulai dan Kepulangan Haji

Kompas.com - 14/07/2022, 11:44 WIB
Fika Nurul Ulya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satgas Covid-19 memproyeksi puncak kasus Covid-19 bakal terjadi setelah dua minggu masuknya anak sekolah dan kepulangan jemaah haji dari Mekkah, Arab Saudi.

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander K Ginting mengatakan, puncak kasus itu bisa saja terjadi karena mobilitas warga akan semakin meningkat.

Sekolah-sekolah sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di tahun ajaran baru.

"Apakah ini sudah puncak, kita harus tunggu setelah dua minggu anak sekolah dan kepulangan jemaah haji," kata Alexander saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/7/2022).

Baca juga: Jokowi: Puncak Kasus Covid-19 Minggu Kedua atau Ketiga Juli ini

Alexander menuturkan, puncak kasus bisa saja terjadi lantaran pada 12 Juli, kasus harian mencapai 3.361 kasus setelah sebelumnya mampu ditekan di angka 2.000 kasus.

Angka ini naik 6 kali lipat dibanding sebulan lalu yang masih 551 kasus per hari.

Kenaikan kasus positif harian ini secara bersamaan meningkatkan kasus aktif. Per 12 Juli, kasus aktif menembus angka 20.000, atau naik 4 kali lipat bulan lalu yang hanya mencatatkan angka 4.000 kasus aktif.

Kenaikan ini lantas meningkatkan tingkat kasus positif (positivity rate).

Pada pekan kedua bulan Juli, positivity rate kasus Covid-19 di Indonesia menembus 5,12 persen. Nilainya lebih besar dari standar WHO, yaitu 5 persen.

"Kasus aktif sudah mencapai 23.000 kendati BOR secara nasional 3,18 persen dan angka kematian minimal serta positivity rate bergerak di atas 8 persen," beber Alexander.

Baca juga: Puncak Kasus Covid-19 Varian Baru Omicron Diprediksi Tak Tinggi, tapi Berlangsung Lama

Apalagi kini, varian baru didominasi subvarian Omicron, yaitu BA.4 dan BA.5, dengan persentase mencapai lebih dari 80 persen.

Belum lagi tingkat vaksinasi booster secara nasional masih berada di kisaran 25 persen.

Selain kepulangan jemaah haji dan tahun ajaran baru, puncak kasus juga bisa saja terjadi karena kebijakan yang diambil sesuai dinamika virus, termasuk level PPKM.

"PPKM (di) level 1 padahal positivity rate sudah bergerak di atas 8 persen. Lalu, capaian vaksinasi harian menurun dibandingkan sebelum Idul Fitri dan berkurangnya ketaatan pemakaian Aplikasi PeduliLindungi. (Tapi kalau puncak kasus tidak terjadi), berarti mitigasi berhasil," sebut Alexander.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com