Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

Memahami Perilaku Aktor Politik: Perspektif Filsafat Hegel

Kompas.com - 13/07/2022, 13:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hasrat adalah kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, dan akal adalah alat atau jalan berpikir untuk memenuhinya.

Sedangkan thymos, adalah bagian dalam jiwa manusia yang cenderung membutuhkan penghargaan dan pengakuan.

Hal inilah, yang menurut Hegel, mengendalikan aktor politik dan seluruh proses pembentukan sejarah.

Di Indonesia, dan juga berbagai negara lainnya, perjuangan untuk memperoleh pengakuan dalam diri manusia sangat tercermin dalam perilaku aktor politiknya.

Sebagai contoh, sebelum menjadi seorang presiden, Jokowi yang awalnya diakui masyarakat Kota Solo sebagai wali kota, mulai mengejar pengakuan yang lebih luas hingga akhirnya menjadi Gubernur DKI Jakarta dan pemimpin negara.

Presiden Jokowi juga bermanuver dengan mengunjungi Ukraina dan Rusia saat kedua negara tersebut tengah berperang, agar Indonesia mendapat pengakuan sebagai negara “juru damai” dalam presidensi G20.

Puan Maharani, yang semula hanya dikenal sebagai putri dari mantan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, mulai merintis karir politiknya sebagai bentuk pencarian akan pengakuan lebih besar dari publik, dari mulai Anggota DPR RI, Ketua Fraksi PDI-P, Menko PMK, hingga saat ini menjadi Ketua DPR RI.

Konsep pengakuan ini juga berlaku bagi aktor negara atau organisasi, contoh konkretnya seperti pada sikap politik luar negeri Indonesia yang memprakarsai gerakan non-blok, ataupun Amerika Serikat yang membentuk NATO sebagai tandingan Uni Soviet pada masa perang dingin.

Hal ini dilakukan untuk mencari pengakuan dari negara-negara lain terhadap power yang ditunjukkannya.

Contoh-contoh tersebut menunjukkan, baik berbentuk individu ataupun komunal, aktor politik tentu akan selalu mencari pengakuan dari aktor politik lainnya.

Maka dari itu, terlepas dari berbagai bentuk kepentingannya, aktor politik, baik secara individu maupun organisasi, pada dasarnya mencari “pengakuan” yang bersifat baik atas eksistensinya.

Hal inilah yang mendorong berbagai aktor politik untuk memperjuangkan kepentingannya, baik dengan cara yang positif maupun tidak.

“Pengakuan” menjadi motor bagi manusia atau organisasi untuk berusaha masuk kedalam suatu strata tertentu dalam dunia perpolitikan.

Pengakuan juga dapat merubah manusia, yang semula hanya mahluk ekonomi, menjadi mahluk politik (homo politicus).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com