Belanda turut mencoba menguasai Malaka. Belanda kemudian menyingkir dan Inggris turut menaklukkan Semenanjung Malaya dan mendirikan koloni pada 1786.
Pemerintah Hindia-Belanda kemudian menaklukkan Kesultanan Riau-Lingga yang menguasai Kepulauan Riau. Pemerintahan kerajaan itu berasas Islam akibat pengaruh dari para pedagang dari Gujarat, India, dan Arab.
Saat itu pemerintah Belanda memberlakukan mata uang khusus bagi wilayah Riau.
Pemerintah kolonial Belanda sempat menyebut wilayah Riau dengan nama Riouw. Makna dari Riau adalah riuh atau wilayah yang ramai.
Baca juga: Gubernur Kepri: Saya Minta Pak Mahathir Mohamad Kembali Pelajari Kedaulatan Negara
Pada 1922, Belanda membagi Riau menjadi 4 wilayah setingkat kawedanan (Onder-Afdeeling), yaitu:
Sedangkan Afdeeling (wilayah setingkat kabupaten) Indragiri yang terdiri dari Kuantan, Indragirische Bovenlanden, dan Indragirische Benedenlanden, pada mulanya merupakan satu kesatuan dengan Kepulauan Riau.
Setelah masa kemerdekaan, Kepulauan Riau bergabung dengan wilayah Kesultanan Siak di daratan Sumatera sehingga membentuk provinsi Riau.
Dahulu, Kepulauan Riau juga menggunakan mata uang tersendiri bernama Uang Kepulauan Riau (KR). Namun secara perlahan, penggunaan mata uang ini dihentikan dan digantikan dengan mata uang Rupiah.
Baca juga: Eks PM Malaysia Mahathir Mohamad Puji Kepemimpinan Jokowi di Rakernas Nasdem
Selepas 1950-an, Afdeeling Indragiri dimasukkan ke dalam Provinsi Riau.
Kepulauan Riau mengajukan pemekaran dari Provinsi Riau, dan disahkan sebagai provinsi tersendiri pada 24 September 2002.
Sebagai provinsi ke-32, wilayah Kepulauan Riau mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.